www.gelora.co - Ketua DPP Partai Gerindra, Dr Ir H Sodik Mujadid mengungkapkan beberapa nama yang saat ini tengah digodok Tim Khusus (timsus) Partai Gerindra untuk menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2019. Salah satunya adalah mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
“Ada calon cawapres yang berlatar belakang militer, itu (Gatot) salah satunya,” ujar Sodik Mujadid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/3).
Selain itu, ujar Sodik, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi yang juga kerap disapa Tuan Guru Bajang (TGB) dipastikan masuk radar Cawapres yang sedang dipertimbangkan Gerindra.
“Beliau (TGB) bagian dari nama-nama yang tadi,” tukasnya.
Saat ini, Sodik menuturkan, pengkajian lebih dalam sedang dilakukan timsus apakah nama-nama tersebut layak disandingkan dengan Prabowo di 2019.
“Tinggal kita kaji lebih serius lagi. Apakah masuknya itu oke atau tidak. Nama itu memang bagian dari nama yang masuk,” tutur Sodik.
Terkait kabar yang menyebut TGB akan hengkang dari Partai Demokrat dan masuk ke partai besutan Prabowo Subianto itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu menyatakan partainya terbuka bagi siapapun.
“Kita (terbuka) bagi semua yang terbaik untuk bangsa dan mempunyai peluang untuk memperkuat kemenangan sangat terbuka,” tukasnya.
Sementara soal nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Presiden PKS Anis Matta apakah masuk juga dalam radar timsus, Sodik menyatakan dirinya tidak bisa berbicara lebih jauh.
“Saya dilarang dulu mengumumkannya,” tandasnya.
Meski begitu, Sodik memastikan nama yang sedang digodok timsus belum dibicarakan lebih lanjut dengan partai koalisi.
“Rapat terakhir saya menangkapnya masih internal kami. Tentu yang terbaik bagi bangsa, negara dan masa depan. Dan tentu dari segi popularitas dan elektabilitas,” pungkas Sodik.
Seperti diketahui, anggota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra, Muhammad Syafii mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus yang bertugas menggodok nama-nama Cawapres pendamping Prabowo Subianto. Tim tersebut menyeleksi sekitar 14 nama yang pada akhirnya telah mengerucut pada tiga nama cawapres. [swa]