Sjafruddin dan Natsir, Dua Tokoh Sumbar dan Masyumi Penyelamat NKRI

Sjafruddin dan Natsir, Dua Tokoh Sumbar dan Masyumi Penyelamat NKRI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dua peristiwa penting di Sumatera Barat menandakan ulama dan  politisi Islam ikut menyelamatkan NKRI. Dua tokoh dari Sumbar berperan besar menyelamatkan Indonesia dari dijajah kembali oleh Belanda.

"Pertama Sjafruddin Prawiranegara. Kedua, Mohammad Natsir. Keduanya tokoh Sumatera Barat yang menyelamatkan NKRI, " kata Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR di Padang, Sumatera Barat, Ahad (25/3/2018). 

Hidayat mengingatkan pentingnya peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan peristiwa itu sebagai Hari Bela Negara, yaitu tanggal 19 Desember 1948.

Mr. Sjafruddin Prawiranegara berasal dari Partai Masyumi. Pada waktu itu Sjafruddin adalah Menteri Perbendaharaan Negara. Mr. Sjafruddin menyelamatkan Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Pada waktu itu ibukota Yogyakarta dikuasai Belanda. Bung Karno, Bung Hatta, dan Sutan Sjahrir, berada dalam tahanan.

"Sjafruddin Prawiranegara mendapat telegram dari A.R. Baswedan agar melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Indonesia. Kemudian pada 19 Desember Sjafruddin mendeklarasikan berdirinya pemerintah darurat Indonesia di Bukittinggi hingga PBB mengumumkan Indonesia masih ada dan tidak berada di bawah penjajajan Belanda," papar Hidayat.

Tokoh kedua yang menyelamatkan Indonesia adalah Mohammad Natsir. Ketua Fraksi Partai Masyumi di DPR Republik Indonesia Serikat (RIS) ini mengembalikan RIS menjadi NKRI melalui mosi integral pada 3 April 1950 untuk kembali pada sistem integral Indonesia.

"Moh Natsir tidak rela Indonesia dipecah belah. Mosi integral diterima Bung Hatta dan Bung Karno memproklamasikan kembali Indonesia pada 17 Agustus 1950," kata Hidayat.

Peran Sjafruddin Prawiranegara dan Moh Natsir dalam menyelamatkan Indonesia,  lanjut Hidayat, menunjukkan partai Islam dan umat Islam dalam sejarah Indonesia. "Anak muda perlu memahami sejarah ini karena hal ini sering ditutup-tutupi," ucapnya. [sic]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita