Polri Katanya Tak Segan Tindak Tokoh Politik Jika Terlibat Penyebaran Hoax

Polri Katanya Tak Segan Tindak Tokoh Politik Jika Terlibat Penyebaran Hoax

Gelora Media
facebook twitter whatsapp
www.gelora.co - Kasatgas Nusantara Polri Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan ada motif politik di balik maraknya isu penyerangan ulama yang terjadi sepanjang Februari 2018. Gatot menegaskan akan mengambil tindakan tegas bila medapati keterlibatan tokoh politik.

"Tentunya kami akan lakukan (tindakan tegas bila ada tokoh politik yang terlibat, red) itu. Saya sudah katakan tadi bahwa polisi itu melakukan penegakan itu yang berkeadilan, tidak berpihak pada kepentingan apapun. Apakah kepentingan perorangan, kepentingan politik atau lainnya," kata Gatot.

Hal ini disampaikan jenderal bintang dua yang sehari-hari menjabat sebagai staf Ahli bidang Sosial dan Ekonomi Kapolri itu di gedung Rupatama, Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018).

Gatot menjelaskan Satgas Nusantara baru bekerja sekitar dua pekan dengan hasil temuan keterlibatan kelompok eks Saracen dan Muslim Cyber Army (MCA). Gatot menegaskan Satgas Nusantara akan terus mendalami temuan-temuan tersebut.

"Satgas ini kan baru bekerja lebih kurang dua minggu kan, kami sudah mendapatkan hasil yang tadi. Satgas ini tidak berhenti, kami sudah membentuk tim-tim dan akan mendalami hasil yang tadi untuk melihat yang terjadi di lapangan dan dunia maya," ujar Gatot.

Saat ditanya kelompok politik yang diduga mendorong kegiatan eks Saracen dan MCA, Gatot mengaku belum mendapatkan temuan ke arah sana. "Sampai sekarang saya belum temukan (kelompok politik yang terindikasi) itu ya," tutur Gatot.

Gatot menyatakan kelompok penyebar hoaks itu memiliki motif politik. Gatot mengatakan dengan menyebar isu penyerangan ulama, para kelompok penyebar hoax ini bermaksud untuk memecah belah masyarakat. Sehingga muncul keresahan di masyarakat yang berdampak pada pemerintahan.

"Dengan adanya hal ini akan muncul konflik sosial yang ganggu persatuan bangsa. Tentunya pemerintah dianggap tidak mampu kelola bangsa dan akan degradasi pemerintah sekarang. Apalagi sekarang tahun politik," ujarnya.

Dari hasil pengusutan kasus, diketahui isu penyerangan ulama disebarkan selama Februari 2018. Dari 45 isu yang disebarkan, hanya ada 3 peristiwa yang nyata terjadi di lapangan.

Bareskrim Polri sendiri menangkap setidaknya 14 orang terkait penyebaran hoax penyerangan ulama oleh kelompok Muslim Cyber Army. Polisi menyatakan MCA memiliki keterkaitan dengan kelompok penyebaran hoax dan hate speech yang beberapa waktu lalu sudah diungkap, Saracen. (dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita