PAN Bela Prabowo soal Indonesia Bubar 2030: Jangan Seperti Uni Soviet

PAN Bela Prabowo soal Indonesia Bubar 2030: Jangan Seperti Uni Soviet

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dianggap sebagian kalangan hanya menebar pesimisme. Dalam pidatonya, Prabowo memprediksi Indonesia akan bubar pada 2030. Tak hanya itu, ia juga menyebut bahwa hanya 1 persen lahan yang dikuasai rakyat.

Namun, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menganggap pidato Prabowo itu hanya sebuah warning bagi bangsa Indonesia. Ia meminta publik menjadikan pidato Prabowo sebagai pengingat.

"Pidato yang mau bubar ya? Itu warning saja, early warning, maknanya jangan dipersempit 2030 bubar, enggak," ujar Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3).

Putra Amien Rais itu meminta publik tidak terlalu mempersoalkan pidato tersebut. Menurutnya, elite politik dan seluruh komponen bangsa bisa belajar dari kasus Uni Soviet dan Yugoslavia yang terpecah menjadi negara-negara kecil apabila tidak dikelola dengan baik.

"Itu warning kalau negara ini tidak dikelola dengan baik, jangan-jangan nanti yang terjadi di Soviet, Yugoslavia, terjadi juga sama kita," tutupnya. Berikut adalah kutipan pidato Prabowo yang ramai diperbincangkan itu:

Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.

Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar, elit kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, nggak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian!

Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas! Semakin maling! Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi. [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita