www.gelora.co - Keinginan pihak keluarga Novel Baswedan untuk bertemu Presiden Joko Widodo tampak sudah membuahkan hasil. Hal ini terungkap dari pernyataan Juru Bicara Presiden, Johan Budi.
Menurutnya, belum terlaksananya pertemuan Presiden Joko Widodo dengan keluarga Novel Baswedan cuma karena belum cocoknya waktu. Johan mengatakan, pihak Istana Kepresidenan langsung merespon surat dari istri Novel Baswedan yang hendak bertemu Presiden. Waktu pun disediakan Jokowi untuk bertemu.
"Sebenarnya, kan pernah kirim surat istrinya Novel pada Presiden, permintaan pertemuan itu, kemudian Presiden sediakan waktu untuk temui keluarga Novel. Ada spare waktu juga, saya lupa persisnya, tapi saya yang menyampaikan sendiri ke keluarga Novel," katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Namun, kata Johan, saat itu istri Novel berada di Singapura terkait pengobatan Novel, sehingga pertemuan tak terealisasi saat itu. "Keluarga Novel, istrinya, sedang di Singapura, dia tidak bisa hadir itu. Padahal pemberitahuannya sudah sehari-dua hari sebelumnya," lanjutnya.
Karena itu, Johan menepis anggapan Jokowi tidak merespon permintaan keluarga Novel. "Seolah ada permintaan lama yang belum direspon. Padahal kan sudah direspon dan disediakan waktu, justru pihak sana yang tidak bisa. Presiden kan sibuk juga, tidak bisa setiap saat. Banyak juga yang harus ditemui Presiden," jelasnya.
Sebelumnya, Agustus tahun lalu diberitakan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, istri penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda sudah mengirim ke Istana Presiden.
Surat tersebut telah dikirim pada 21 Agustus 2017. Surat resmi dari Emilda, kata Dahnil, merupakan permintaan dari pihak Istana, setelah sebelumnya dia hanya menyampaikan keinginan Emilda bertemu Jokowi secara lisan lewat pesan Whatsapp kepada Menteri Sekretatis Negara Pratikno.
Pada permintaan lisan, Dahnil menyatakan, Pratikno berupaya menjadwalkan pertemuan Emilda dengan Jokowi. "Beliau menyampaikan akan berusaha menjadwalkan pertemuan Mbak Emil, dengan Presiden," kata Dahnil, saat konferensi pers di kediaman Novel, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8/2017).
Belakangan, lanjut Dahnil, pihaknya mendapat kabar Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo yang menyatakan Presiden juga meminta kalau sudah dijadwalkan, pertemuan itu juga dihadiri Ibu Novel.
"Memang sejak awal kami tidak ingin mengirimkan surat resmi tetapi kemudian karena ada permintaan dari pihak Istana terkait dengan surat remsi itu, kami memutuskan meminta Mbak Emil untuk menulis surat dengan tulisan tangan dikirimkan ke Istana," ujarnya.
Dahnil menyatakan, ia meminta Mensesneg, agar pertemuan Emilda dengan Presiden bisa dilakukan pada Jumat, 25 Agustus 2017. "Namun kami belum dengar kabar lagi apakah kemudian Presiden berkenan atau mau menerima Mbak Emil. Jadi belum ada kabar sama sekali," ujarnya.
Kejelasan jadi tidaknya pertemuan ini pun kian simpang-siur. Bahkan Direktur Eksekutif LBH Jakarta Alghifari Aqsa menyatakan, seharusnya Presiden yang meminta bertemu Rina Emilda, terkait kasus penyerangan Novel.
Hal ini dia nyatakan dalam konferensi pers di kediaman Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 28 Agustus 2017. Alghifari membandingkan kasus pembacokan aktivis ICW, Tama SLangkun, pada 2010 lalu. Kejadian itu terjadi beberapa hari setelah Tama melaporkan soal kasus rekening gendut perwira Polri.
[rmol]