Menderita Leukemia Akut, Dua Balita di Cina Dinikahkan oleh Kedua Orangtuanya, Alasannya Bikin Sedih

Menderita Leukemia Akut, Dua Balita di Cina Dinikahkan oleh Kedua Orangtuanya, Alasannya Bikin Sedih

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dua orangtua yang tengah patah hati di Beijing, Cina ini memutuskan 'menikahkan' kedua anaknya yang masih berusia balita.

Bukan karena untuk kebahagiaan semata, hal ini dilakukan lantaran anak mereka sama-sama mengidap leukemia.

Kedua keluarga merasa takut jika anak-anak mereka tidak bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama untuk menemukan pasangan dan menikah.

Alasan itulah yang kemudian membuat mereka ingin menyaksikan kedua anaknya merayakan 'hari besar' selagi bisa.

Dilansir Tribunnews dari Daily Mail, Kamis (29/3/2018), balita laki-laki bernama Wu Tianyi dan balita perempuan yang bernama Sun Yichen sama-sama berusia 2 tahun.


Tianyi dan Yichen


(Daily Mail)


Keduanya sama-sama menderita leukemia myeloid akut (sejenis leukemia yang berkembang cepat).

Tianyi dan Yichen juga sama-sama tengah menunggu transplantasi sumsum tulang supaya mereka bisa bertahan hidup.

Saat menghadiri upacara pernikahan, keduanya juga melakukan foto bersama pada Senin (26/3/2018) kemarin.

Tianyi mengenakan setelan jas bergaris warna hituam, sedangkan Yichen tampak manis dengan gaun berwarna merah mudanya.

"Aku membantu putriku mengenakan gaunnya. Setelah itu aku menangis," kata ibu Yichen, Hu Xiaomeng.

"Ini adalah mimpiku untuk melihatnya mengenakan gaun pengantin suatu hari nanti. Tapi, karena dia tengah sakit sekarang, aku khawatir aku tidak akan bisa mendapat kesempatan itu," lanjut Xiaomeng.

"Yichen menempati bangsal yang sama dengan Tianyi dan mereka berdua sangat rukun. Jadi kami pikir, kami harus mengadakan upacara," tambahnya.

Yichen mulai mengalami sakit parah pada September 2017 lalu.

Ia menderita demam tinggi dan menderita sakit di sekujur tubuhnya.

Dokter di tempat tinggal asalnya, di Provinsi Henan, gagal mendiagnosa penyakitnya.

Balita perempuan ini kemudian dibawa ke Beijing untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih baik.

Xiaomeng dan suaminya yang hanya bekerja sebagai sopir telah menghabiskan seluruh tabungan untuk membayar tagihan medis Yichen.

Mereka harus menjual rumah seharga 200.000 yuan (Rp 436.462.022) agar Yichen tetap mendapatkan pengobatan.

Namun, uang keduanya hampir menipis.

Ditambah Xiaomeng dan sang suami harus menyewa flat di Beijing untuk tempat istirahat keduanya.

Keluarga Tianyi yang juga berasal dari Provinsi Henan berbagi cerita yang serupa.




Tianyi dan Yichen



(Daily Mail)

"Ini adalah hal besar bagi setiap orangtua untuk melihat putra mereka menikah. Tianyi akan menjalani transplantasi dan aku tidak tahu apakah itu akan berhasil. Jadi aku ingin dia mengadakan pernikahan," cerita ayah Tianyi, Wu Laixin.

"Kami bertanya pada orangtua Yichen apakah mereka bersedia jika putrinya mejadi pengantin, dan mereka setuju," tambahnya.

"Jika nantinya transplantasi berhasil, setelah dia dewasa, dia bisa melihat ke masa lalu dan mengingat betapa kuatnya dia dulu," lanjutnya.

Tianyi mulai sakit-sakitan saat ia berusia 8 bulan.

Karena kedua orangtuanya gagal menemukan solusi medis di berbagai rumah sakit di Henan, Tianyi kemudian dibawa ke Beijing.

Sampai saat ini, Laixin dan dang istri sudah menghabiskan hampir 400.000 yuan (Rp 872.924.045) untuk pengobatan Tianyi.

'Pernikahan' Tianyi dan Yichen dibiayai oleh Han Yuqi, sukarelawan yang telah membantu kedua keluarga tersebut.

Ia adalah seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang bersedia membelikan kostum pernikahan untuk keduanya.

Tempat pernikahan Tianyi dan Yichen pun disewakan secara cuma-cuma alias gratis oleh perusahaan media lokal.

"Semua yang hadir di pernikahan sangat tersentuh. Kami semua menangis," tutup Yuqi.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita