Giliran Puan dan Pramono Gerus Elektabilitas Jokowi

Giliran Puan dan Pramono Gerus Elektabilitas Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Terseretnya Menko PMK Puan Maharani dan Seskab Pramono Anung dalam pusaran korupsi KTP elektornik akan menjadi tantangan tersendiri bagi Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (Kedai Kopi) Hendri Satrio mengatakan pengakuan Setya Novanto dalam persidangan bahwa Puan dan Pramono menerima masing-masing 500 ribu dolar AS hasil korupsi proyek KTP el akan menggerus suara Jokowi.

"Ini akan menjadi beban untuk Jokowi. Apalagi sebelumnya sudah ada Yasona Laoli (Menkumham), Ganjar Pranowo (politisi PDIP) yang disebut (terlibat), sekarang ada Puan dan Pramono yang disebut," kata dia kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/3).

Hendri mengatakan 'bola' sekarang ada di KPK. Lembaga anti rasuah harus cepat memberikan konfirmasi atas pengakuan Novanto itu.

"KPK harus bertindak cepat, rakyat menunggu kepastian. Saya yakin kok mereka yang namanya disebut juga ingin cepat dibuktikan kebenarannya," ujar Hendri.

Setya Novanto menyebut ada uang hasil korupsi yang mengalir kepada dua menteri Kabinet Kerja, Puan Maharani dan Pramono Anung. Menurut Novanto, keduanya masing-masing mendapatkan 500 ribu dollar AS.

"Bu Puan Maharani Ketua Fraksi PDI-P dan Pramono adalah 500.000. Itu keterangan Made Oka," kata Setya Novanto kepada majelis hakim, saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (22/3).

Novanto bercerita suatu ketika pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong dan Made Oka Masagung datang ke kediamannya. Oka menyampaikan sudah menyerahkan uang kepada anggota DPR.

"Saya tanya pada waktu itu 'Wah untuk siapa?' Disebutlah, tidak mengurangi rasa hormat saya dan saya minta maaf, karena ada juga saudara Andi di situ, adalah untuk Puan Maharani 500.000 (dollar AS) dan untuk Pak Pramono 500 ribu," kata Novanto.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita