Gerindra Godok 15 Nama Calon Pendamping Prabowo

Gerindra Godok 15 Nama Calon Pendamping Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pihaknya masih menggodok sejumlah nama untuk dijadikan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto.

Tanpa menyebutkan namanya, Muzani menyebut ada 15 nama yang sekarang masuk bursa Cawapres Prabowo.

"Sudah ada nama-nama cawapres barangkali 12 sampai 15 orang dari partai politik (Parpol) dan non parpol," kata Muzani.

Dari jumlah tersebut menurut Muzani, 7 di antaranya berlatarbelakang parpol. Sementara sisanya berasal dari berbagai macam latar belakang.

"Dari militer ada, tokoh Islam ada. Ada perempuan, satu atau dua lupa saya. Ekonom ada, pengusaha ada," katanya.

Menurut Muzani ke-15 orang yang masuk bursa Cawapres tersebut, sebagian besar merupakan orang yang selama ini santer disebutkan akan maju dalam Pemilihan presiden.

"Nama-nama yang banyak muncul kemudian kita infintalisir kemungkinan-kemungkinannya," kata Muzani.

Ia mengatakan idealnya Cawapres sudah dapat ditentukan dan dideklarasikan berbarengan dengan deklarasi pencapresan Prabowo.

Namun, menurutnya pengumuman Cawapres bisa ditunda bergantung pada kesepakatan partai koalisi.

"Karena perkembangan politik di tingkat nasional makin hari hari, Minggu, bulan terus bergerak berubah sehingga barangkali itu bisa menjadi momentum momentum baru untuk kita bisa menyebabkan dan membidik satu dua tiga nama untuk kandidat calon wakil presiden," katanya.

Sebelumnya sejumlah politisi Gerindra menyebut beberapa nama masuk bursa Cawapres Prabowo.

Mereka yakni mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Gerindra lanjut Muzani juga mengaku sudah mendapatkan partai koalisi sehingga memenuhi syarat untuk kembali mengusung Prabowo di Pemilu mendatang.

"Sampai hari ini kami sudah mendapatkan kepastian dari partai politik yang bisa memenuhi target minimal 112 kursi sehingga kami merasa yakin haqqul yakin bahwa Pak Prabowo bisa menjadi calon presiden di tahun 2019," ujar Muzani.

Hanya saja Muzani belum mau membeberkan partai mana yang sudah sepakat dengan Gerindra mengusung Prabowo.

Menurut Muzani belum saatnya mengumumkan nama partai koalisi saat ini.

"Partai koalisi yang sudah fix saya belum bisa sebutkan tetapi dari yang saya maksud fix adalah bahwa Pak Prabowo bisa maju minimal dengan 112 kursi dan partai yang bersangkutan juga sudah memberi kesepakatan untuk mengajukan beliau dan seterusnya," kata Muzani.

Menurut Muzani deklarasi pencapresan Prabowo direncanakan digelar pada minggu kedua April mendatang.

Saat ini partainya sedang mematangkan konsep deklarasi pencapresan tersebut.

"Kita sedang mencari waktu yang baik yang pas mudah-mudahan kalau sebelumnya kami menyebut akhir Maret tapi ternyata di Maret itu ada Jumat Paskah jadi akan diundur April awal atau pertengahan kira-kira seperti itu," ujar dia.

PDIP Cari Sosok Agamis

PDI Perjuangan mempertimbangkan sosok agamis untuk dijadikan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hal tersebut diungkapkan Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani saat ditanya harapan para ulama yang menginginkan pendamping Presiden Jokowi pada 2019 dari sosok agamis di komplek Istana Negara, Jakarta.

"Ya bisa saja semua nama itu masuk ke dalam radar atau menjadi hal yang kita pertimbangkan, karena semua nama ada plus-minusnya," tutur Puan.

Ketika disinggung nama Mahfud MD, putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, tidak dapat memastikan apakah termasuk dalam radar partai atau tidak.

"Ya bisa masuk, bisa juga enggak, jadi semuanya akan kita pertimbangkan," ucap Puan.

Menurut Puan, saat ini partai masih melakukan pemilihan-pemilihan yang tepat dan masih dapat berubah, karena waktu pendaftaran capres dan cawapres masih empat bulan ke depan.

"Jadi nama yang masuk dan nama yang keluar itu, bisa kapan saja terjadi, masih cair sekali, masih dinamis," ujar Puan.

Puan yang kini menjabat sebagai Menko PMK, menyatakan, PDIP juga memiliki calon-calon wakil presiden dari kalangan internal partai.

"Internal juga pasti punya nama, seperti PDIP punya kader yang terbaik, Ibu Ketua Umum (Megawati) mendorong kader muncul di manapun, makanya muncul kalangan muda dari PDIP," papar Puan.

Namun, nama kader internal yang kemungkinan mampu mendampingi Jokowi nantinya, dirinya tidak dapat menyebutkan.

"Banyaklah namanya, sudah kita pertimbangkan dan Ibu Ketua Umum juga tahu siapa namanya," ujar Puan.

PPP Ngotot

Sebagai partai yang telah mendeklarasikan dukungannya untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pilpres mendatang, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terus menekankan bahwa calon Wakil Presiden (cawapres) yang tepat harus dari kalangan agamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani.

Jokowi, ia sarankan lebih baik memilih calon pendamping dari kalangan santri.

"Kalau kami PPP, melihat cawapres Pak Jokowi itu dari kalangan agamis, atau yang pernah bersentuhan dengan santri," ujar Arsul.

Seperti sosok Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) yang ia anggap memiliki kelayakan dan kepatutan selama mendampingi Jokowi.

Anggota DPR RI itu menegaskan latar belakang agama JK cukup kuat.

JK memang berprofesi sebagai seorang pengusaha, namun kiprahnya dalam kalangan agamis patut dicontoh.

"Kami lihat Pak JK saat itu dia menjadi Ketua Dewan Masjid, Ketua Mustasyar PBNU, dan (ia juga) pernah menjadi presidium KAHMI," kata Arsul.

Menurutnya, seorang calon pendamping Jokowi kelak harus memiliki 'dua sisi mata uang', selain merupakan sosok akademisi namun juga harus memiliki sisi religius.

"Jadi walaupun sosok profesional atau akademisi, tetap harus ada connecting point dengan garis relijius," tegas Arsul.

Ada sejumlah nama yang disebutkan Arsul yang ia anggap mendekati sosok seorang JK, mulai dari mantan Ketua MK Mahfud MD dan Jimly Asshiddiqie, serta mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita