Din Syamsuddin: Sikap ancam-mengancam adalah ekspresi otot, ganggu kerukunan bangsa

Din Syamsuddin: Sikap ancam-mengancam adalah ekspresi otot, ganggu kerukunan bangsa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Tokoh bangsa Prof. Din Syamsuddin mengatakan seyogyanya tidak ada yang ancam-mengancam dalam kehidupan bangsa. Bekerjalah sesuai posisi masing-masing.

Demikiaan diampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, Selasa (20/3).

“Sikap ancam-mengancam adalah ekspresi otot yang sangat potensial mengganggu kerukunan bangsa, apalagi kalau masing-masing saling membuka aib dan kesalahan,” ujar Din.

Kebalikan ancam-mengancam adalah sikap saling memaafkan. Menurut Din, saling memaafkan adalah sikap kesatria dan negarawan.

Din Syamsuddin tidak menjelaskan pernyataannya ini untuk menanggapi terkait apa dan siapa.

Namun yang pasti, saat ini sedang ramai soal penepisan Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan atas tudiangan tokoh bangsa Amien Rais yang mengkritisi Presiden Joko Widodo mengenai program pembagian sertifikat tanah.

Luhut marah besar atas pernyataan yang dilontarkan Amien yang menyebut pembagian sertifikat oleh Jokowi adalah ngibul atau bohong. Luhut juga tidak terima tudingan Amien bahwa pemerintah membangkitkan kembali PKI, termasuk pemerintah berniat menjual aset negara ke swasta dan asing.

Atas tudingan-tudiangan tersebut, Luhut memperingatkan politisi senior PAN itu agar lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Bahkan Luhut juga sempat melontarkan kalimat ancaman kepada Amien.

“Jangan asal kritik saja, nanti kamu jadi pejabat saya tahu kok track record kamu. Saya bisa cari dosamu, emang kamu siapa?” ujar Luhut. [swa]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita