Cari Lawan Jokowi, Presidium 212 Gelar Konvensi Capres Pilihan Umat

Cari Lawan Jokowi, Presidium 212 Gelar Konvensi Capres Pilihan Umat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Presidium Alumni 212 akan menjaring calon alternatif di Pilpres 2019 untuk melawan Joko Widodo. Presidium Alumni 212 akan menggelar konvensi bakal calon presiden 2019 pilihat umat.

"Karena ada sinyalmen yang tidak baik bahwa seolah-olah akan digiring calon tunggal, ini sangat membunuh demokrasi, pembunuhan terencana terhadap demokrasi. Ini tidak baik," kata juru bicara Presidium Alumni 212 Aminuddin di Jalan Tebet Timur Dalam, Jaksel, Senin (12/3/2018).

Aminuddin menjelaskan konvensi dimulai sejak hari ini. Setelah itu, panitia akan melakukan roadshow ke beberapa daerah, kampus dan pesantren.

"Kita akan mengunjungi pesantren karena itu tempat berkumpulnya poros keumatan. Kita akan bekerjasama dengan pesantren," tuturnya.

Aminuddin belum merinci jadwal setiap tahapan dari kegiatan konvensi. Panitia akan menyusun jadwal konvensi selengkapnya dalam beberapa hari ke depan.

Dijelaskan Aminuddin, konvensi ini akan menghasilkan enam bacapres setelah melewati berbagai tahapan. Enam capres itu akan disodorkan ke setiap partai politik. Namun pihaknya juga tak masalah jika tokoh-tokoh yang disodorkan tak diusung untuk maju di Pilpres 2019.

"Nggak apa-apa ini kerja demokrasi paling tidak memberikan pencerdasan terhadap masyarakat. Bahwa ini loh kita punya banyak stok pemimpin. Itu yang akan kita tunjukkan," imbuh dia.

Baca juga: Ini Alasan Bachtiar Nasir Diganti dari Ketua GNPF-Ulama

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Konvensi, Yudi Syamhudi, menjelaskan kegiatan itu digelar untuk membuka partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin Indonesia ke depannya. Menurut dia, adanya ambang batas Presiden (presidential threshold) telah menutup munculnya calon alternatif.

"Bahwa kehendak sebagian besar masyarakat Indonesia yang ingin memberikan atau ikut serta berpartisipasi secara politik dalam menentukan kepemimpinan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan nasional telah terpasung dan dimandulkan dengan tingginya ambang batas," ujar Yudi.

Karena itu, Presidium Alumni 212 menggelar konvensi untuk menjawab keresahan masyarakat atas minimnya calon presiden alternatif. Berikut ini syarat dan tahapan konvensi bacapres pilihan umat:

1. Penjaringan bakal calon (balon) Presiden dan bakal calon Wakil Presiden 2019-2024, hanya kepada yang dinilai memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai kepala negara, dengan kriteria politis sebagai berikut:

A. Ketua umum dan/atau tokoh politik dari partai yang tidak mengusung pasangan calon Presiden Jokowi. 

B. Tokoh agama dan/atau tokoh sentral organisasi keagamaan berskala nasional.

C.Tokoh nasional dan/atau cendikiawan baik dari kalangan sipil maupun purnawirawan yang memiliki wawasan kebangsaan, intelektualitas dan karakteritas, kepemimpinan yang berskala nasional maupun internasional.

2. Setelah melalui tahap penyeleksian maka bagi 40 (empat puluh) besar yang dinilai memenuhi syarat sebagai bakal calon Presiden dan bakal calon wakil Presiden Republik Indonesia periode tahun 2019-2024, tahap pertama diwajibkan untuk menyampaikan visi misinya secara terbuka melalui video streaming dengan durasi maksimal 15 (lima belas) menit yang selanjutnya disosialisasikan melalui media digital.

3. Penetapan ranking elektabilitas. Komite konvensi umat Islam, bekerjasama dengan lembaga survei resmi akan melalukan polling secara nasional (yang akan diikuti oleh ratusan ribu responden) guna melakukan jajak pendapat balonpres pilihan umat Islam dan akan menetapkan sesuai hasil ranking balonpres yang memiliki elektabilitas 10 (Sepuluh) besar. 

4. Uji kompetensi kepada 10 (sepuluh) besar balonpres akan diuji langsung dihadapan publik untuk menyampaikan program kerja strategisnya berkaitan permasalahan dan solusi mendasar bangsa dan negara dengan ekonomi sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan hubungan internasional. 

5. Finalisasi. Polling terakhir dilakukan untuk mendapatkan 6 (enam) besar balonpres untuk selanjutnya direkomendasikan untuk diusung oleh partai politik yang menginginkan adanya pasangan Presiden baru pada tahun 2019.[dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA