#2019GantiPresiden Ramaikan Mudzakarah Kebangsaan Dakta

#2019GantiPresiden Ramaikan Mudzakarah Kebangsaan Dakta

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden menjadi perhatian serius dan menarik dalam Mudzakarah Kebangsaan yang digelar Dakta Media Network (DMN) di Bekasi, Selasa sore (27/03/2018). Bukan apa-apa, karena penggagas tagar tersebut, Mardani Ali Sera, seorang kandidat Capres dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu narasumber dalam Mudzakarah tersebut. 

Selain Mardani, hadir juga mantan Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr Abdul Manan, dan advokat sekaligus aktivis pergerakan Eggy Sudjana. Sebelum ketiganya tampil sebagai narasumber, Ketua Umum DPP Syarikat Islam Hamdan Zoelva menyampaikan pidato kunci yang menjelaskan bahwa Indonesia masih terjajah secara ekonomi dan sosial. 

Menurut penggagas tagar #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera, umat Islam sebagai komponen terbesar bangsa Indonesia sudah terlalu lama menitipkan kepemimpinan negeri ini kepada orang yang tidak amanah. Karena itu, 2019 adalah momentum untuk mengambil amanah tersebut agar dikembalikan kepada para ulama, kyai dan habaib serta tokoh-tokoh Islam. 

"Ganti Presiden lima tahun sekali itu sah dan legal konstitusional. Semua orang punya hak konstitusi untuk itu," kata Mardani. 

Indonesia, kata anggota DPR ini, adalah negara yang memiliki konstitusi dimana 15 pasal di dalamnya membahas tentang posisi presiden. Inilah kenapa Indonesia disebut menggunakan sistem presidensiil. "Jadi kalau negara ini bobrok, narkoba, maka yang disalahkan adalah Presiden," kata dia. 

Mardani mengingatkan, untuk dapat mengganti Presiden pada 2019, tidak bisa dilepaskan dari momentum politik pada 2018 yakni Pilkada serentak di 171 daerah. 

"Di Jawa Barat ini dari empat calon, yang setuju 2019 ganti presiden cuma satu pasangan. Siapa dia, kalau mau tahu hubungi saya," ungkap mantan Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi ini dengan nada bercanda. 

 "Jangan biarkan umat Islam ini diberikan cek kosong kepada pemimpin yang tidak peduli kepada aspirasi umat Islam, maka inilah saatnya kita menyuarakan bahwa umat Islam harus bergerak, seperti gerakan 212 kemarin,"

Mardani menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mampu bergerak, dan menyuarakan aspirasi mereka, sehingga di tahun 2019 mendatang negara Indonesia diberikan seorang pemimpin yang mempunyai nilai-nilai islami dalam menjalankan amanatnya.

"Umat Islam tidak boleh diam, karena kalo kita diam, berarti kita menyetujui adanya kezhaliman. Karena itu tahun 2019 kita harus punya Presiden baru," tutupnya. [sic]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA