Pembantaian Biadab di Ghouta, Jokowi Diminta Desak Dunia Internasional Turun Tangan

Pembantaian Biadab di Ghouta, Jokowi Diminta Desak Dunia Internasional Turun Tangan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Pembantaian terhadap warga sipil di Ghouta Timur, Suriah menjadi menjadi keprihatinan sejumlah kalangan. Untuk itu, anggota Komisi I DPR Sukamta meminta Presiden Jokowi mendesak dunia internasional untuk turun tangan menghentikan tragedi tersebut.

Serangan militer Suriah ke Ghouta Timur dalam beberapa hari terakhir telah menelan korban jiwa 520 orang. Sebanyak 121 di antaranya anak-anak, serta menyebabkan 393 ribu orang terkepung dan terjebak di antara bunker dan runtuhan bangunan.

"Situasi yang kami cermati dari pemberitaan berbagai media dalam beberapa hari ini atas situasi Ghouta sungguh sangat memprihatinkan. Tindakan pasukan Rezim Assad ini sungguh gila dan biadab," kata Sukamta saat dihubungi, Selasa (27/2/2018).

"Ini semakin menambah kelam daftar tragedi kemanusiaan di Suriah. Dan hal ini dapat membawa Suriah kepada kehancuran total. Kami berharap pemerintah dan PBB lakukan langkah nyata mengeluarkan resolusi berlakukan gencatan senjata," tambahnya.

Politisi PKS ini pun mendesak, agar semua pihak perlu segera bersikap atas apa yang terjadi di Ghouta hari ini, sebagaimana telah dilakukan untuk membantu Rohingya.

"Umat Islam dan juga Ormas Islam di Indonesia perlu secara bersama-sama memberikan bantuan untuk kaum muslimin di Suriah dan khususnya di Ghouta," terangnya.

Sukamta yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPR RI menyatakan PBB dan juga negara-negara adidaya seharusnya merasa malu atas konflik berkepanjangan di Suriah yang dimulai sejak Maret 2011.

Kekuatan dan otoritas yang dimiliki tidak mampu diperankan dengan baik untuk menghentikan konflik atas nama kemanusiaan.

"Jika dihitung, sudah 7 tahun tragedi kemanusiaan terjadi di Suriah. PBB semestinya mampu menekan AS dan Rusia untuk membantu mendinginkan suasana. PBB selama ini terkesan tidak berdaya terhadap kedua negara besar ini yang terlihat ikut memperkeruh konflik dengan berada di belakang faksi-faksi yang bertikai," paparnya.

Lebih lanjut Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS ini berharap pemerintah Indonesia dapat proaktif membantu menyelesaikan konflik di Suriah dengan ikut melakukan mediasi faksi-faksi yang bertikai.

"Indonesia punya posisi yang dihormati dan didengar di kalangan negara-negara Islam. Posisi ini perlu diperankan untuk mendorong proses perundingan damai antar faksi yang bertikai. Saya kira ini hal yang layak untuk dicoba, siapa tahu lewat Indonesia konflik yang berkepanjangan ini dapat didamaikan," pungkasnya (ts)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA