Nah Loh, Survei Veritas: Ridwan Kamil Berpolitik Gincu Alias Pencitraan Selama Jadi Wali Kota

Nah Loh, Survei Veritas: Ridwan Kamil Berpolitik Gincu Alias Pencitraan Selama Jadi Wali Kota

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Lembaga Riset Veritas menilai kinerja Pemkot Bandung di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil (Emil) dan Oded M Danial telah gagal mewujudkan keinginan masyarakat dan justru lebih banyak melakukan politik gincu atau pencitraan. 

Hal itu diungkapkan Direktur Veritas Syahid Irfan Mubarok dalam rilis Laporan Survei Evaluasi Kinerja Pemkot Bandung 2013-2018 periode survei Oktober 2017-Januari 2018 terhadap 320 responden. 

Syahid menjelaskan dari hasil survei, pemerintahan saat ini terlalu fokus pada pembangunan fisik, pembuatan taman dan tata kota. Sementara keinginan masyarakat dalam kesejahteraan ekonomi, kemacetan dan banjir tidak terpenuhi. 

"Hasil survei menyebut kesejahteraan ekonomi, kemacetan dan banjir adalah masalah utama warga. Faktanya 84 persen warga tidak mengalami kemajuan ekonomi, 76 persen mengatakan kemacetan lebih parah dan 62 persen berpendapat banjir belum teratasi. Bahkan dari dari 62 persen, 47 persen menyatakan banjir semakin parah," tutur Syahid saat menyampaikan hasil risetnya tersebut di Hotel Mitra, Kota Bandung, Kamis (7/2/2018). 

Namun saat responden ditanya perihal keberhasilan yang dirasakan, 150 responden menyatakan pemerintahan saat ini berhasil dari segi pembangunan fisik. Sementara sisanya atau 77 orang menganggap keberhasilan Pemkot Bandung dari pembuatan taman, 46 orang dari segi tata kota, 29 orang dari segi kebersihan dan 18 orang dari segi bantuan sosial. 

Di sisi lain, sambung Syahid, Emil sebagai orang yang aktif di media sosial (medsos) berhasil mencitrakan diri dengan sangat baik sebagai pemimpin. Sebagai contoh pembuatan taman, kebersihan dan tata kota adalah program fisik yang mudah dilihat dan cepat dilaporkan atau quick winning untuk diunggah Emil di Instagram. 

"Kang Emil yang melakukan pembangunan fisik bagus, terlihat dan indah jadi bisa difoto diindahkan, di-like, merasa bagus. Sehingga Kang Emil lupa apa yang menjadi masalah utama. Politik gincu ini yang membuatnya gagal fokus," ujar Syahid.

Pihaknya menyadari untuk permasalahan ekonomi, kemacetan dan banjir cukup rumit dan memerlukan waktu. Namun dalam hal ini Emil dianggap terlalu terlena dengan quick winning yang dengan mudah disukai oleh warga. 

"Buktinya dari 10 jembatan layang yang direncanakan hanya terealisasi satu. Kedua, dari 349 program yang dijanjikan, mayoritas warga tidak merasakan manfaatnya. Kesimpulannya 349 program Bandung Juara mayoritas gagal terwujud," katanya. 

Soal klaim Emil yang memiliki data 80 persen lebih warga Bandung puas dengan kepemimpinannya, Syahid mengatakan survei yang dilakukannya berbeda dengan yang diklaim Emil. Sebab survei yang dilakukan Veritas bukanlah terkait persepsi atau pendapat. 

Dalam survei yang dilakukan Veritas, para responden diposisikan sebagai saksi hidup atau apa yang dirasakan sendiri. "Kami bertanya mengenai fakta apa yang ia (responden) saksikan dan rasakan langsung. Bukan pendapatnya mengenai sekumpulan fakta-fakta," ujar Syahid. 

Veritas berharap hasil kajian tersebut bisa menjadi bahan bagi pemimpin Pemkot Bandung selanjutnya. Terlebih dalam tiga hal utama yakni ekonomi, kemacetan dan banjir. (dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA