Media asing kaitkan kecelakaan kerja infrastruktur dengan pemilihan presiden 2019

Media asing kaitkan kecelakaan kerja infrastruktur dengan pemilihan presiden 2019

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Maraknya kecelakaan kerja di proyek pembangunan infrastruktur menarik perhatian media asing. Salah satunya media Jepang, Nikkei.

Dalam artikelnya, Nikkei menyoroti kecelakaan kerja di proyek infrastruktur era Presiden Joko Widodo, di mana lawan politik Presiden Jokowi menjadikan kecelakaan ini sebuah boomerang yang bisa memengaruhi suara saat pemilihan presiden 2019 mendatang.

Mereka mengatakan kecelakaan konstruksi di proyek infrastruktur ini terjadi karena pemerintah terlalu buru-buru dalam pembangunan dan tidak adanya pengawasan yang layak. Ini disebut menjadi penyebab berbagai kecelakaan proyek infrastruktur yang memakan korban jiwa.

Kecelakaan pertama yang menjadi sorotan adalah tanah longsor di jalur kereta bandara Soekarno-Hatta pada 5 Februari lalu. Kejadian ini terjadi tidak lama setelah Presiden Jokowi meresmikan pengoperasian kereta tersebut. Dalam musibah ini, beton dan tanah menimpa sebuah mobil Honda Brio dan membuat pengemudi mobil meninggal dunia.

Sebelum kejadian ini, telah terjadi kecelakaan kerja juga terjadi di konstruksi LRT dengan ambruknya sebuah crane. Kecelakaan ini menewaskan empat pekerja dan melukai satu pekerja lainnya.

Baru baru ini, kecelakaan kembali terjadi di Tol Becakayu yaitu jatuhnya bekisting pier head.

Beberapa pengamat mengaitkan kejadian kecelakaan untuk memberikan tekanan politik kepada Presiden Jokowi. Mereka mengatakan bahwa Jokowi terburu-buru mengerjakan proyek infrastruktur agar selesai sebelum 2019. Ketika ini semua selesai, Presiden Jokowi diharapkan bisa terpilih kembali dengan 'menjual' proyek yang telah selesai.

Politisi oposisi juga mengambil kesempatan untuk mengkritik pengerjaan proyek yang waktu penyelesaiannya bertepatan dengan pemilihan umum nanti. DPR RI dilaporkan akan memanggil pejabat pemerintah dan perusahaan konstruksi untuk meminta kejelasan mengenai kegagalan konstruksi ini.

"Pemerintah harus tanggung jawab atas semua kejadian ini," ucap Anggota DPR dari Fraksi PKS, Nurhasan Zaidi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, kecelakaan yang terjadi di proyek konstruksi adalah murni kesalahan manusia atau human error.

"Jadi ada kecerobohan yang harus kita akui sebagai human eror. Kami sudah mengamati dari banyak kecelakaan kerja yang terjadi," katanya.

ketua Himpunan Ahli Konstruksi, Dradjat Hoedajanto mengakui bahwa dari 8,1 juta pekerja konstruksi di Indonesia, kurang dari 10 persen memiliki sertifikasi.

"Sumber daya manusia di sektor konstruksi mungkin tidak siap untuk melakukan begitu banyak pekerjaan dan harus menyelesaikannya dalam waktu singkat," katanya.[mdk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA