Jokowi Kesal Ekspor Indonesia Turun, Menteri Enggar Salahkan Negara Lain

Jokowi Kesal Ekspor Indonesia Turun, Menteri Enggar Salahkan Negara Lain

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berkilah jika salah satu penyebabnya menurunnya jumlah ekpor Indonesia akibat negosiasi perdagangan yang makin sulit akibat banyak negara lain yang mulai menerapkan kebijakan proteksionisme.

"Dengan berbagai dinamika perdagangan luar negeri, negosiasi menjadi semakin sulit dibandingkan tahun-tahun lalu karena proteksionisme," kata dia saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/1).

Enggar menegaskan, pemerintah terus mengejar target untuk menyelesaikan 13 perjanjian dagang pada 2018 demi meningkatkan kinerja ekspor. Salah satu perjanjian dagang yang tengah dikejar adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

"Kunci keberhasilan peningkatan ekspor itu pada saat kita sudah menandatangani perjanjian dagang. Kalau perjanjian dagang bisa kita kejar di 2018, hasilnya baru bisa dinikmati di 2019," tegasnya.

Enggar kinerja ekspor Indonesia masih lebih rendah dibanding negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand. Menurutnya, perdagangan Indonesia tertinggal karena mereka sudah lebih dulu memiliki perjanjian dagang dengan negara-negara lain.

"Kita hampir 10 tahun tidak ada perjanjian dagang apa pun. Baru tahun lalu berhasil ditandatangani perjanjian dagang dengan Chile," ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan kekecewaannya atas kinerja ekspor Indonesia. Sepanjang 2016 dilaporkan eskpor dalam negeri kalah jauh dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, atau Vietnam.

Jokowi mengatakan, dari data yang dia peroleh negara Thailand mampu melakukan ekspor mecapai 231 milar dolar AS, Malaysia 184 miliar dolar AS, dan Vietnam 160 miliar dolar AS. Sedangkan Indonesia hanya mempu menembus angka 145 miliar dolar AS.

"Yang jelas kalau lihat angka ekspor Indonesia sangat kalah tertinggal dengan negara sekitar," ujar Jokowi dalam sambutannya di Istana Merdeka, Rabu (31/1).

Jokowi membeberkan, jika dilihat dari jumlah penduduk, Indonesia unggul dari negara tetangga. Penduduk Thailand saat ini sekitar 68,86 juta, Malaysia 31,9 juta, dan Vietnam 92,7 juta jiwa. Artinya, kata kepala negara, sumber daya manusia (SDM) di Indonesia sangat berlimpah. SDM inilah yang harus diolah secara bersama-sama agar bisa menghasilkan perekonomian yang tinggi.

Dalam pembukaan ini, Jokowi juga menegur Kemendag yang dianggap bekerja terlalu monoton. Kemendag hanya bisa mengandalkan pasar-pasar tradisional dalam menyalurkan barang ekspor. Padahal pasar non-tradisional seperti di Asia dan Afrika sangat banyak.

Misalnya di Pakistan jumlah pendudukan negara tersebut mencapai sekitar 193 juta jiwa dan di Bangladesh mencapai 163 juta jiwa. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi potensi bagi Indonesia dalam hal perdagangan. Walaupun selama ini perdagangan dengan kedua negara surplus, tapi surplus dari Indonesia masih kecil dibandingkan dengan potensinya.

"Afrika ini tidak pernah kita tengok. Bahkan ada expo di sana saja kita tidak pernah ikut. Kesalahan seperti ini yang rutin dan tidak pernah diperbaiki," ujarnya.

Jokowi mendesak Menteri Enggar untuk melakukan evaluasi dan membuat gagasan-gagasan baru agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain dalam hal perdagangan. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita