Din Syamsuddin: UUD 1945 Yang Asli Relevan Dipakai Hingga Tahun 2045

Din Syamsuddin: UUD 1945 Yang Asli Relevan Dipakai Hingga Tahun 2045

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 perlu dilakukan. Utamanya untuk mengembalikan UUD asli yang dibuat oleh para pendiri bangsa.

Demikian disampaikan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin dalam diskusi bertajuk 'Quo Vadis Amandemen Konstitusi' di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

Menurut Din, UUD 45 memang tidak relevan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa kini. Menurut dia, UUD 45 yang asli yang paling relevan bahkan untuk 100 tahun ke depan.

"Saya berpendapat bahwa UUD 45 (yang asli) masih relevan untuk saat ini. Bahkan cukup memadai untuk menampung, menyangga, kehidupan nasional kita. Paling tidak untuk satu abad. Sampai 2045 yang akan datang sesungguhnya," tegasnya 

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menekankan, UUD 45 yang asli adalah pikiran cerdas dan cemerlang dari para pendiri bangsa yang datang dari berbagai latar belakang, dalam rangka menerjemahkan cita-cita nasional dan termasuk juga sebagai penjabaran dari Pancasila.

Bagi tokoh Muhammadiyah ini, konstitusi merupakan nafas, bahkan ruh dari sebuah bangsa. Untuk itu, diyakininya bahwa cita-cita nasional yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa sangatlah penting. Sebab di dalamnya menegaskan tujuan dari kebangsaan Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur dan fungsi-fungsi pemerintahan dengan Pancasila adalah titik temu dari berbagai pandangan. Hal itulah yang menurutnya menjadikan Indonesia ini sebagai negara kesepakatan.

Ditegaskannya bahwa UUD 45 yang asli dan Pancasila sesungguhnya merupakan kekuatan dari konstitusi dan dasar negara ini. Sebab, dengan keduanya, Indonesia berada pada posisi tengah.

"Jalan kebangsaan kita itu sejatinya adalah jalan tengah dalam politik. Kalau kita bedah konteks analisis dari pasal-pasal di dalamnya itu adalah jalan tengah. Yang ini sesungguhnya dirindukan oleh dunia sekarang ini di tengah kerusakan peradaban dunia dengan mendambakan suatu jalan tengah," demikian Din.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA