Diganjar Kartu Kuning oleh Mahasiswa UI, Ini Saran Fahri untuk Jokowi

Diganjar Kartu Kuning oleh Mahasiswa UI, Ini Saran Fahri untuk Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Saat menghadiri acara Dies Natalis Universitas Indonesia ke-68, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan protes lewat tiupan peluit dan kartu kuning.

Aksi solo itu dilakukan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Univeristas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa, yang merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, apa yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa adalah sebagai pesan murni aspirasi mahasiswa untuk Presiden Jokowi. Karena itu, sudah seharusnya pesan yang disampaikan oleh mahasiswa itu juga perlu didengarkan oleh Presiden Jokowi.

"Sebakinya Presiden ngomong, ayo kritik anda (Mahasiswa, red) apa kepada pemerintah, saya ingin mendengar," ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/2).

Menurut Fahri, Presiden Jokowi juga jangan langsung menunjukan kekuasaanya, yang tiba-tiba Zaadit Taqwa diusir atau diamankan oleh pasukan pengamanan presiden (Paspamres).

Karena, lanjut legislator asal NTB itu, kampus adalah tempat orang berpikir dan menyatakan pendapat secara bebas. Jadi Jokowi memang sebaiknya perlu mendengarkan apa yang menjadi keluhan mahasiswa UI ini.

"Jokowi harus terbuka dong, tidak boleh membawa feodalisme dan kekuasaan di dalam kampus UI, nah itu yang saya sesalkan," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, kritik yang diberikan oleh mahasiswa UI tersebut sudah menunjukan ingin adanya perbaikan bangsa Indonesia. Sehingga bisa menjadi yang lebih baik lagi.

“Pak Presiden percayalah, sesungguhnya kritik ke Jokowi itu demi kebaikan bangsa ini juga," ujar Fadli Zon saat dikonfirmasi, Jumat (2/2).

Fadli yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu juga mengaku dirinya sangat mengapresiasi sikap mahasiswa yang maih kritis pada pemerintah demi perbaikan nasib bangsa.

"Saya sangat apresiasi, karena mahasiswa itu harus kritis, karena masyarakat berharap mahasiswa bisa mebawa suara rakyat," katanya.

Menurut Fadli, kritik mahasiswa itu muncul karena adanya ketidakpercayaan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta ini sudah meningkat. Sehingga mahasiswa tersebut berani memberikan protes keras kepada Jokowi.

"Saya kira itu tanda-tanda (tingkat ketidakpercayaan Jokowi meningkat)," tegasnya.

Fadli menambahkan, dirinya juga melihat saat ini memang apa yang diharapkan masyarakat sangat berbeda jauh dengan kenyataanya. Jadi sangat wajar apabila ada yang melakukan protes ataupun kritikan kepada Presiden Jokowi.

"Saya kira ini merefleksikan kenyataan bahwa masyarakat berada dalam situasi dan kondisi yang tidak sesuai kenyataan," pungkasnya.

Sekadar informasi, ‎saat Presiden Jokowi usai melakukan pidato dalam acara dies natalis ke-68 Universitas Indonesia. Publik dikejutkan aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa‎ memberikan kartu kuning untuk Presiden.

Dalam video itu, Zaadit yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tampak berdiri seorang diri ketika Jokowi baru saja menyelesaikan pidatonya.

Sampai akhirnya Paspampres mendatangi Zaadit yang mengenakan kemeja batik merah itu dan memintanya untuk duduk.

Namun bukannya untuk duduk, Zaadit masih tetap berdiri dan malah melakukan aksi mengejutkan. Ia tiba-tiba mengangkat kartu kuning sambil meniupkan peluit. Seperti layaknya seorang wasit sepak bola.

Adapun pemberian kartu kuning ke Presiden Jokowi diberikan untuk mengingatkan tentang tiga hal. Pertama soal polemik Plt Gubernur, kedua draf organisasi mahasiswa, dan ketiga gizi buruk asmat. [jpc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA