Bikin alat deteksi beras berpemutih, 2 mahasiswa UNS sabet penghargaan di Thailand

Bikin alat deteksi beras berpemutih, 2 mahasiswa UNS sabet penghargaan di Thailand

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Dua mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) mengukir prestasi di ajang kompetisi inovasi internasional Thailand Inventors Day 2018. Ajang tahunan yang digelar 2-6 Februari 2018 di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC) tersebut diinisiasi oleh National Research Council of Thailand (NRCT), bekerja sama dengan International Federation of Inventor's Associations (IFIA) dan World Invention Intellectual Property Association (WIIPA).

Thailand Inventors Day digelar untuk mencari dan menampilkan potensi hasil penemuan dan inovasi dari inovator-inovator internasional. Pada tahun 2018 ajang ini dikenal sebagai Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx 2018).

Sedikitnya 24 negara ambil bagian dalam kegiatan tersebut, yakni Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon, Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand.

Dalam perhelatan IPITEX 2018 itu, mahasiswa UNS, perwakilan Indonesia, Intan Mulia Rahayu (Ilmu dan Teknologi Pangan) dan Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia) meraih medali emas dan special award dari WIIPA. Mereka menampilkan alat inovasi teknologi bernama SCRAPER (Smart Chlorinated Rice Portable Detector) berbasis microcontroller ATmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR).

Pembuatan alat SCRAPER dilatarbelakangi oleh maraknya kasus penjualan beras curang yang sengaja menambahkan pemutih/khlorin pada beras yang bergrade rendah, supaya beras terlihat putih bersih seperti berkualitas super dan lebih disukai konsumen. Selama ini masyarakat (terutama ibu-ibu rumah tangga) saat membeli beras kesulitan membedakan beras mana yang mengandung pemutih dan tidak.

"Khlorin sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Khlorin dapat merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati/liver, dapat merusak sistem pernapasan bila penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras, bahkan jika dosis lebih dari 30 ppm bisa menyebabkan kematian. Kami berharap alat inovasi kami dapat bermanfaat untuk masyarakat sebagai upaya pencegahan pengonsumsian beras berpemutih, dan juga semoga alat inovasi SCRAPER ini dapat membantu pemerintah dalam inspeksi penjual beras di pasar," ujar ketua tim, Intan Mulia Rahayu, Senin (13/2).

Untuk mendapatkan medali emas tersebut, Intan menerangkan, timnya harus mempersentasikan inovasinya di depan para juri. Para juri tersebut secara bergantian mendatangi masing-masing booth para peserta lomba. Sehingga hasilnya, tim dari UNS membawa pulang 2 penghargaan sekaligus.

"Alhamdulillah, senang dapat pengalaman yang luar biasa, segala doa dan perjuangan terbayar sudah. Awalnya tim kami tidak menyangka akan mendapat medali emas dan special award sekaligus, pencapaian ini bukan karena tim kita yang keren, tapi karena Allah yang senantiasa memudahkan segala sesuatunya," tutup Intan.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita