Ternyata, Hoax Membangun Versi Pemerintah Ada Gunanya

Ternyata, Hoax Membangun Versi Pemerintah Ada Gunanya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Pernyataan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayjen TNI Djoko Setiadi, tentang "hoax membangun" menyisakan polemik panjang meskipun sudah ditarik oleh Djoko.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, bahkan mengartikan "hoax membangun" yang diucapkan Djoko usai pelantikannya itu sebagai informasi bohong yang menguntungkan pemerintah.

"Hoax membangun, misalnya memproduksi informasi untuk pencitraan pemerintah Joko Widodo. Data-data kinerja ekonomi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Joko Widodo tidak sesuai dengan realitas masuk kategori hoax yang gunanya untuk membangun kepercayaan publik dan investor asing pada pemerintah," kata Arief kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Contoh lain "hoax membangun", menurut dia, adalah informasi soal data-data statistik ekonomi. Sekalipun tidak sesuai dengan kenyataan atau sudah menuju krisis ekonomi, namun lingkaran Presiden Jokowi tetap menyatakan ke publik bahwa ekonomi masih dalam keadaan baik bahkan meroket.

"Ini gunanya agar menenangkan pasar dan investor tidak kabur alias tidak terjadi capital flight. Serta Indonesia makin menarik bagi investor untuk tempat investasi," jelasnya.

"Hoax membangun" juga tercermin dari bantahan Presiden Jokowi tentang masifnya tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia. Faktanya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sendiri mengeluh langsung kepada Wakil Perdana Menteri China, Liu Yandong, tentang investor China yang kerap membawa serta para pekerjanya ke Indonesia dalam proyek-proyek yang mereka investasikan.

"(Bantahan Jokowi) juga bisa merupakan berita hoax untuk mengurangi keresahan masyarakat," tegasnya.

Hoax yang membangun juga terlihat dari informasi pemerintah mengenai kondisi perbankan nasional saat ini.

"Informasi hoax tentang tidak adanya masalah dengan perbankan di Indonesia di era Joko Widodo yang sebenarnya sudah banyak yang sudah mau kelelep karena tingginya kredit macet. Hal ini gunanya agar tidak terjadi rush di bank," ujar Arief. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA