Pemuda Muhammadiyah: Semua Hoax Sesat, Tidak Membangun

Pemuda Muhammadiyah: Semua Hoax Sesat, Tidak Membangun

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa Kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Djoko Setiadi tidak memahami makna hoax. Menurut Dahnil, hoax tidak ada yang membangun.

“Bagi saya, Kepala Badan Siber Nasional tidak memahami apa itu hoax. Hoax itu informasi sampah dan tidak ada yang membangun, Hoax selalu menebar kesesatan dan kekacauan informasi,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kiblat.net pada Kamis (04/01/2018).

Maka, ia berharap jangan sampai ketidakpahaman Kepala Siber Nasional tentang Hoax itu menjadi blunder. Sehingga membenarkan hipotesis yang mengatakan produsen hoax yang paling produktif adalah pemerintah.

“Seolah bila hoax yang diproduksi pemerintah itu ‘membangun’, bila dari lawan politik itu hoax yang merusak,” ujarnya

Menurutnya, cara berpikir Kepala BSSN berbahaya sekali, dan dapat mengancam demokrasi. Sehingga pusat kebenaran ada di tangan penguasa yang kemudian disebut hoax membangun. Jadi, lanjut Dahnil, bila meminjam terminologi Islam, tidak ada hoax hasanah (baik.red).

“Semua hoax buruk alias semua hoax dhalalah (sesat.Red). Tidak ada yang hasanah, atau tidak bisa menyamakan ‘hoax membangun’ seperti teori Destructive-Contructive-nya Joseph Schumpeter, ahli ekonomi pembangunan terkenal. Beda jauh, semua hoax destruktif,” jelasnya.

Maka, ia memberikan saran kepada Kepala Siber Nasional agar meminta maaf kepada publik dan mengakui kekeliruan pemahaman dia tentang hoax. Ia juga menegaskan bahwa Djoko tidak perlu malu.

“Jangan sampai ‘merasa bener’ dalam ketersesatan pikir dengan istilah ‘hoax Membangun’ itu,” tuturnya. “Jadi, saran saya segera akui kesalahan dan minta maaf kepada publik, dan luruskan makna sebenarnya. Saya kira tidak akan membuat beliau kehilangan kehormatan,” tandasnya.

Sementara itu, Djoko telah menyampaikan permintaan maaf ke publik atas pernyataan tersebut. Ia berdalih pernyataan itu untuk mengetes reaksi publik. [kn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita