Kunjugan HRS Ke Turki Mengulang Sejarah Revolusi Islam Iran

Kunjugan HRS Ke Turki Mengulang Sejarah Revolusi Islam Iran

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - SEJARAH kembali terulang. Imam Khomeini pada tahun 1964 bersamaan dengan musim dingin sempat terdampar di Turki dalam proses perlawanannya terhadap penguasa despotik Reza Shah Pahlevi saat itu. Setiba di Turki, Imam Khomeini langsung diamankan di Hotel Bulvar Palas Ankara di kamar 514 lantai empat. Tidak lama kemudian Imam Khomeini dipindahkan ke sebuah rumah sebagai tempat tinggal Imam Khomeini selama di Turki.

Secara kebetulan, Imam Besar Habib Rizieq Shahab (HRS) dalam proses hijrah menjauh dari negerinya, mendapat undangan dari ulama dan tokoh Turki untuk dilibatkan dalam diskusi dan diikutsertakan dalam majelis-majelis masyarakat muslim Turki. Habib pun memenuhi undangan ulama dan tokoh-tokoh masyarakat Turki. Di awal tahun 2018 bertepatan dengan musim dingin, Habib Rizieq Shahab beserta keluarga tiba di Turki. 

Tak dapat dipungkiri, Turki saat ini menjadi salah satu kiblat ummat Islam di dunia. Karena itu, lazim sekali Habib Rizieq Shahab dalam perjalanan hijrahnya mampir ke negeri yang dulunya tempat kejayaan Dinasti Ustmani. Kunjungan Habib Rizieq Shahab ke Turki  kembali mengingatkan perjalanan Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini yang sempat terdampar ke Turki dalam perjalanannya membentuk Revolusi Islam Iran.

Dari hasil perjalanan tersebut Imam Khomeini berhasil membentuk kekuatan-kekuatan tulus dari dalam negeri Iran hingga berhasil merealisasikan pemerintah yang selalu berpihak pada kemanusiaan dan keadilan. Kini, Revolusi Islam Iran yang digagas Imam Khomeini selalu menjadi momok bagi kekuatan imperialisme yang selalu menelorkan barisan oligarki di seluruh penjuru dunia. Imam Khomeini menjadi titik perlawanan anti-imperialisme yang selalu menginspirasi pergerakan Islam di manapun. Revolusi Islam Iran berhasil buktikan peradaban ideal tanpa harus terikat pada kekuatan arogan dunia manapun baik Barat maupun Timur. 

Sudah menjadi rahasia umum, Habib Rizieq harus menjauh dari negerinya menyusul tekanan-tekanan yang begitu dahsyat. Semua proses tekanan dari upaya disogok hingga intimidasi dan teror atas dirinya dan pengikut-pengikutnya telah dilalui oleh Habib Rizieq Shahab. Habib memutuskan  untuk hijrah sehingga beliau bisa mengatur strategi lebih matang.

Belum lama ini bertebaran di jejaring medsos foto-foto kunjungan Habib Rizieq Shahab bersama keluarganya ke Turki. Belum diketahui hingga kapan Habib Rizieq Shahab berada di Turki. Setiap kali dikonfirmasi hingga kapan Habib berada di Turki, jawaban dari orang dekatnya selalu mengatakan, "Hanya Habib Rizieq Shahab dan Allah lah yang tahu. Wallahu a`lam."

Bagi dunia pergerakan, Turki punya punya aura tersendiri. Turki seakan menjadi pijakan revolusioner dunia dan bagian perjalanan pergerakan untuk masuk dalam fase selanjutnya. Imam Khomeini dalam proses revolusinya pun melewati Turki sebagai salah satu pijakan substansialnya. Imam Khomeini sempat bertahan hingga sebelas bulan di Turki. Beliau juga sempat menulis kitab fatwa yang berjudul Tahrirul Wasilah. Imam Khomeini di Turki mulai mengangkat hukum-hukum yang terlupakan ummat Islam seperti bela negeri,  ammar maaruf dan nahi munkar. Turki punya memori tersendiri bagi pergerakan Islam di dunia. Napak tilas itu pun sekarang ditempuh oleh Imam Besar Habib Rizieq Shahab. Semoga proses alam ini menjadi sisi positif bagi bangsa dan negeri tercinta Indonesia. Amin.

Hampir semua pejuang revolusioner melakukan hijrah dalam perjuangannnya dan mengatur kendali dari luar. Proses hijrah menjadi sebuah kelaziman para pejuang reolusioner, khususnya dari kalangan muslim. Dari Rasulullah, Jamaludin Al Afghani, Imam Khomeini hingga Habib Rizieq Shahab dipaksa harus berhijrah karena tekanan penguasa baik secara langsung maupun tidak langsung. ***

Alireza Alatas
Pembela Ulama dan NKRI .[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita