Ini Kata Gerindra Soal Kader Ditembak Oknum Brimob

Ini Kata Gerindra Soal Kader Ditembak Oknum Brimob

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo mengaku bersedih atas kasus penembakan yang dilakukan oknum anggota Brimob kepada salah satu kader Gerindra bernama Fernando Wowor.

Menyikapi hal tersebut, lanjut dia, ada beberapa hal yang perlu disampaikan partai Gerindra.

"Pertama, saya sebagai kader dan keluarga besar Partai Gerindra sangat berduka, kehilangan dan terpukul mendengar kabar kepergian Nando. Dia adalah seorang adik dan kader yang baik, cerdas, religius dan memiliki loyalitas serta solidaritas tinggi, baik dalam berteman maupun dalam berpartai," lirihnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (21/01/2018).

"Kedua, saya ditugaskan Ketua Umum Partai Gerindra, Bapak Prabowo Subianto, yang sedang berada di luar negeri, untuk mewakili partai memimpin proses penghormatan dan penyerahan jasad Nando kepada pihak keluarga di Manado, Sulawesi Utara," ungkapnya.

Diungkapkannya lagi, pihak keluarga sudah ikhlas dan mengamanatkan kepada partai agar terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan pelaku dapat diganjar sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

"Saya sebagai kader Partai Gerindra menyerukan kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra untuk melepas kepergian Nando dengan doa, tabah dan tegar. Apa yang terjadi sudah suratan takdir dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mari kita berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing, semoga Nando diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ujarnya.

Meski pelaku penembakan adalah oknum anggota Polri, kata dia, partai Gerindra percaya dan mendukung penuh aparat kepolisian untuk dapat mengusut kasus ini secara profesional, netral, adil, jujur dan transparan.

"Partai Gerindra akan turut serta membantu mengadvokasi dan mengungkap persoalan ini hingga jelas dan tuntas," ujarnya.

Ditegasknnya, tindakan menghilangkan nyawa orang adalah pelanggaran hukum berat yang tidak bisa dibenarkan. Terlebih, pelaku menggunakan perlengkapan alat dinas saat di luar jam tugas.

"Menjadi polisi butuh seleksi. Polisi yang menjadi Brimob butuh seleksi. Brimob yang dipersenjatai juga butuh seleksi. Jadi kalau ada oknum anggota Brimob yang menembak orang sampai meninggal dunia hanya karena cekcok soal parkir, dan belakangan diketahui sering pamer senjata api di sosial media, berarti ada yang salah dengan psikologinya. Polri harus berani melakukan evaluasi terkait hal ini," tandas dia.

"Sebagai kader saya mengimbau kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra di manapun berada, agar dapat menahan diri, jangan mudah terprovokasi dan tetap solid menjaga barisan. Tetap satu komando. Jangan sampai peristiwa duka ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin merusak nama besar partai dan berupaya mengadu domba partai dengan institusi tertentu," imbaunya.

Menurutnya, Nando adalah satu dari sekian pejuang Partai Gerindra yang telah gugur.

"Mari kita jaga semangat perjuangan Nando yang rela menghabiskan masa mudanya untuk mewujudkan cita-cita mulia partai dan berbakti kepada Bangsa, demi tegaknya Indonesia Raya. Nando tetap berjuang bersama kita, meski hadir dalam semangat," pungkasnya.[tsc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA