Impor Beras Tak Masuk Akal, Rizal Ramli Sebut Preskom Bulog ‘Pemain’ Lama

Impor Beras Tak Masuk Akal, Rizal Ramli Sebut Preskom Bulog ‘Pemain’ Lama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli menyebut, sangat tidak beralasan pemerintah melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton. Apalagi dalih untuk mrngimpor beras impor berjenis khusus atau super premium juga tidak masuk logika.

Untuk itu, kata dia, persoalan itu harus dipertanggungjawabkan Bulog. Paling tidak, Presiden Komisaris Bulog harus dicopot dari jabatannya. Karena menurut Rizal, masalah impor beras ini ditengarai permainan dari Bulog.

“Saya tahu rekam jejak preskom (Presiden Komisaris) Bulog. Dia itu pemain lama. Makanya dia layak dicopot,” tandas Rizal saat mengunjungi pasar induk Cipinang, Jakarta, ditulis Selasa (16/1).

Dia sendiri tak aneh jika orang yang bermasalah itu masih bisa menjabat BUMN itu. Sebut Rizal, itu karena mainan menteri BUMN Rini Soemarno yang main tunjuk saja.

“Karena itu bukan yang milih Presiden (Jokowi). Kalau presiden tidak level mengangkat jajaran direksi. Jadi ya harus segera di selesaikan,” kecam dia.

Padahal saat ini, stok beras di Bulog sebetulnya sebanyak 950 ribu ton. Itu jelas sangat cukup untuk dua bulan ke depan yang akan jatuh panen raya.

Menurut dia, setidaknya ada tiga problem harus dibenahi pemerintah. Pertama pembenahan instruksi presiden (Inpres) No 5 tahun 2015. Inpres itu membatasi Bulog dalam membeli gabah dari masyarakat. Efeknya, pegawai Bulog tersandra Inpres. Kebijakan ini harus segera diubah.

Problem kedua ucap Rizal, data beras tidak seragam. Terlalu banyak data beras berseliweran. Data Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam hal ini Perum Bulog, berbeda. Kementan mengklaim beras berlimpah tapi Bulog, sebaliknya.

“Ini pasti ada main. Kalau persoalan ini ditangani dengan benar, Menko Perekonomian bisa ngatasi dong. Tidak perlu level Wakil Presiden (Wapres) turun tangan minta ada impor beras,” kata dia.

Persoalan ketiga yaitu tahun lalu Perum Bulog hanya membeli beras 58 persen dari kewajibannya sebanyak 2-2,5 juta ton. Itu artinya, sangat kuat diduga impor saat ini, sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. “Janganlah dalam masa sulit mengambil keuntungan dari rakyat kecil,” kecam dia.[akt]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita