Heboh! Tudingan La Nyalla yang Dipalak Prabowo Miliaran Rupiah Bak Bola Panas

Heboh! Tudingan La Nyalla yang Dipalak Prabowo Miliaran Rupiah Bak Bola Panas

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Hawa panas politik 2018 terus bergulir. Kali ini kicauan La Nyalla Mattalitti seorang kandidat di Pilkada Jawa Timur yang menyentil ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto membuat jagat dunia maya heboh! Pasalnya La Nyalla mengaku dipalak Prabowo hingga Rp 40 miliar untuk maju sebagai kontestan di Jatim tersebut.

Konteks pengakuan La Nyalla itu dikeluarkan karena dia gagal mendapatkan tiket maju sebagai kandidat di Pilkada Jawa Timur dari Partai Gerindra. Kamis (11/1/2017) kemarin dia mengatakan jika duit Rp40 miliar itu untuk biaya saksi di tempat pemungutan suara (TPS).

Di akun Twitternya, Gerindra buru-buru mengklarifikasi jika tidak pernah meminta mahar ke calon kepala daerah. Termasuk saat mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno.

"Tidak ada mahar di @Gerindra. Apalagi mahar politik. Silakan konfirmasi langsung kepada pak @jokowi, @basuki_btp, @ridwankamil, @aniesbaswedan, dan @sandiuno yang pernah kami dukung dan berhasil menjadi kepala daerah," kicau @Gerindra Kamis lalu.

Tweet @Gerindra ini pun disambut Ridwan Kamil. Lewat akun Twitternya, Ridwan Kamil bersaksi tak pernah 'dipalak'.

"Twit admin @Gerindra ini benar. Saya bersaksi. waktu pilwalkot BDG, Pak Prabowo dan Gerindra tidak meminta mahar sepeser pun utk tiket pilkada. Hatur Nuhun. Di pilgub Jabar ini kami berpisah, krn syarat menjadi kader partai yg tidak mampu sy penuhi," kata Emil.

Namun belakangan beredar sebuah video yang menunjukan pengakuan Prabowo menanyakan kemampuan finansial ke calon kepala daerah yang ingin didukung Gerindra. Dalam video berdurasi 3.16 menit itu, Prabowo berpidato di Pondok Pesantren Modern Al Islah, Bondowoso, Minggu (23/7/2017).

Berikut petikan pernyataan Prabowo di video itu:

Sekarang saya sedih, kenapa? Ketua umum partai jika ada yang mau jadi gubernur datang ke saya, apa pertanyaan pertama yang ditanya kepada dia? Apa pertanyannya?

Saya tanya, ente punya uang nggak?

Saya tidak tanya, Anda lulusan mana?

Saya tidak tanya, Anda prestasinya apa?

Saya tidak tanya, Anda perna nulis buku apa?

Saya tidak tanya, Anda mau jadi gubernur? Pernah jadi bupati apa nggak? Pernah jadi camat nggak? Saya tidak tanya.

Yang saya tanya, ente punya uang berapa?

Sedih saya. Ada orang hebat, orang pintar, orang berakhlak, nggak punya uang.

Banyak rekan-rekan saya, junior saya, pemimpin baik. Di TNI, saya tahu jenderal ini, jenderal itu. Luar biasa orang-orang ini.

Jenderal yang korupsi, yah tidak punya uang.

Tahu, (uang) pensiunnya (berpangkat) Letjen bintang tiga berapa? Rp4 juta. Kok kalian (penonton) tahu? Jangan-jangan itu kader Gerindra. Oh Kader PAN.

Benar, saya bertemu Ustad Salim, mantan duta besar 5 tahun, mantan anggota DPR-RI, mantan menteri pensiunnya berapa? Rp4 juta.

Ada yang mau maju gubernur, saya tanya. Ente punya uang?

Kalau untuk jadi gubernur minimal Rp300 miliar, itu paket hemat, pahe. Untung kita di Jakarta kemarin ada Sandi (Sandiaga Uno) yang punya duit-duit dikit. Tapi ada berapa orang kayak Sandi?

Kalau wajah-wajah kalian (peserta) susah nih jadi gubernur. Kalau saya raba-raba agak sulit. Nggak punya Rp300 miliar.

Saudara-saudara, tetapi demokrasi terancam. Semua mau dibeli. Semua harus disogok, ini benar atau tidak? Terserah, percaya atau tidak percaya kalian rasakan.

Kalian rasakan, bisa nggak dapat keadilan di Indonesia ini melalui pengadilan-pengadilan? Bisa nggak? Sulit-sulit. Bukan Tidak bisa, tapi sulit. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita