Habiburokhman ungkap alasan Gerindra tak bisa penuhi usulan alumni 212

Habiburokhman ungkap alasan Gerindra tak bisa penuhi usulan alumni 212

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman mengaku telah bertemu dengan Habib Novel dan para ulama mencari tahu kabar kekecewaan alumni 212 karena Prabowo Subianto dan koalisi Partai Gerindra tak mengusung lima calon yang mereka rekomendasikan.

"Saya pikir semalam ngobrol banyak dengan habib Novel, dengan teman-teman ulama semua, bahkan saya juga sudah tahu sikap Habib Rizieq enggak bisa juga kita menganggap ada sekelompok orang mengklaim teman-teman 212 kecewa," kata Habiburokhman di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (13/1).

Habiburokhman mengaku ikut kecewa karena nama-nama calon kepala daerah yang diusulkan presidium 212 tidak diakomodir oleh Gerindra dan koalisinya. Dia menjelaskan, dalam mengusung calon kepala daerah, partai politik memperhatikan dinamika politik dan jumlah kursi di daerah.

"Tentu saya sendiri kecewa dengan keadaan ini, jangankan mereka. Tapi apa mau dikata, saya lihat tadi, PDIP sendiri yang bisa mencalonkan di salah satu daerah, kita enggak bisa mengusung kader. Itulah keadaan yang memang kita sama-sama perbaiki ke depan," klaimnya.

Menurutnya, ada sejumlah masalah yang menyebabkan Gerindra dan partai koalisi tidak mengusung calon yang direkomendasi oleh presidium 212.

"Banyak masalah, di tiap daerah punya karakteristik masing-masing. Kita enggak bisa jawab secara umum. Saya sendiri enggak happy, tapi itulah yang ada," tutur dia.

Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengakui, ada ketidaksepahaman antara alumni dengan koalisi Gerindra, PKS, dan PAN atas ditolaknya lima rekomendasi untuk Pilkada 2018. Slamet menyebut dalam waktu dekat akan melakukan rakernas untuk menentukan sikap terhadap Prabowo cs.

Slamet mengungkapkan, Alumni 212 kecewa dengan Gerindra, PKS, dan PAN terpecah di Jatim. Gerindra dan PKS malah bergabung dengan PDIP yang selama ini mereka lawan. Slamet mengancam tidak lagi memberikan dukungan.

"Satu wilayah koalisi ini jadi pecah dan bercampur dengan partai penista agama ya konsekuensi nya kita tidak akan dukung sebetulnya kita objektif saja lah," jelas Slamet. [mdk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA