Bos Siber Janji Netral, Tak Berpihak Kepada Partai Politik Manapun

Bos Siber Janji Netral, Tak Berpihak Kepada Partai Politik Manapun

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Baru dilantik, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayjen Djoko Setiadi berjanji akan memerangi informasi bo­hong atau hoax di media sosial yang bisa jadi ancaman keutuhan bangsa. Dia juga berjanji tetap menjaga netralitas BSSN dan tidak akan berpihak pada partai politik manapun.

Dalam kesempatan itu, Djoko juga mengatakan akan fokus mengelola ranah siber sebagai arena demokrasi rakyat yang se­hat dan kondusif di tahun politik. Dia menjamin, lembaga yang dipimpinnya tidak akan berpihak kepada partai manapun dalam menghadapi Tahun Politik yang akan dimulai tahun ini.

"Kami netral dan tidak diatur oleh pihak manapun. Tujuan kami adalah mengamankan dan membantu pemerintah, sekarang khususnya di dunia siber," tegas Djoko usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.

Salah satu yang bakal dianti­sipasi BSSN adalah maraknya peredaran berita bohong atau hoaks. Djoko memastikan BSSN memiliki kemampuan teknologi yang memadai untuk menjalankan tugas.

"Kami ada menggunakan teknologi. Mengontrol kegia­tan di area siber. Ini kan me­mang sangat luas, tapi insyaallah Badan Siber akan mampu mengendalikan, bahkan mampu mengontrol," kata Djoko.

Djoko menjamin netralitas BSSN di tahun politik. Sikap telah menjadi komitmen BSSN sejak lembaga tersebut bernama Lembaga Sandi Negara.

"Lemsaneg didirikan 1946, dan hingga hari ini kami tidak pernah berpihak kepada satu par­tai pun. Kami netral, betul-betul tidak diatur siapapun. Tujuan kami untuk mengamankan dan membantu pemerintah dalam rangka khususnya sekarang ini, dunia siber," kata perwira tinggi TNI berpangkat Mayor Jenderal tersebut.

Pada kesempatan itu, ada pernyataan Djoko Setiadi yang blunder. Dia menyoal hoax jika tujuannya untuk membangun.

"Sebenarnya kalau hoax itu membangun ya kita silakan saja, tapi jangan terlalu mem­proteslah, menjelek-jelekanlah, ujaran-ujaran yang tidak pantas, saya rasa bisa dikurangi," kata nya.

Pernyataan itu lantas menuai kontroversi di media sosial. "Mungkin yang dimaksud dengan "HOAX MEMBANGUN" itu adl Teori Destructive Creative-nya Joseph Scumpeter. Hahahaha....Bapak Pejabat-Pejabat. HOAX itu yo Sampah," cuit Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar di twitter-nya @Dahnilanzar.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, pernyataan itu merupakan preseden yang bu­ruk. "Itu preseden buruk," ujar Fahri.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita