Perang Meletus, Amerika Ancam Hancurkan Rezim Korut

Perang Meletus, Amerika Ancam Hancurkan Rezim Korut

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Washington mengancam akan menghancurkan rezim Korea Utara jika perang meletus, setelah Pyongyang berhasil melakukan uji coba rudal kendali yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat.

Pemerintahan Presiden Donald Trump sudah berulang kali menegaskan bahwa mereka tengah mempertimbangkan semua kemungkinan, termasuk aksi militer, untuk menghentikan program persenjataan rudal dan nuklir Korea Utara.

Dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Amerika Serikat Nikki Haley mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah ingin memulai perang dengan Korea Utara.

“Jika perang meletus, maka hal itu terjadi karena terus dilakukannya aksi agresif seperti yang kita saksikan kemarin,” kata Haley.

“Dan jika hal itu terjadi, maka rezim Korea Utara akan luluh lantah,” kata dia.

Haley mengaku pihaknya sudah meminta China untuk menghentikan pasokan minyak kepada Korea Utara, namun Beijing masih menolak. Sebelumnya pada Rabu, Trump dan Presiden Xi Jinping mendiskusikan uji coba rudal Korea Utara melalui sambungan telepon.

“Saya baru saja berbicara dengan Presiden Xi Jinping mengenai aksi provokasi dari Korea Utara. Sanksi tambahan akan diberlakukan hari ini terhadap mereka,” tulis Trump di akun Twitternya.

Periode pemerintahan Amerika Serikat sebelum Trump terbukti gagal menghentikan langkah Korea Utara dalam mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal. Demikian pula dengan Trump, yang sudah mengancam akan “meluluhlantakkan” Pyongyang untuk melindungi diri dan sekutunya.

Korea Utara, yang sempat menguji coba bom nuklir terbesar pada September lalu, sudah melakukan tes rudal kendali sebanyak puluhan kali pada masa kepemimpinan Kim Jong Un.

Pyongyang beralasan pengembangan persenjataan itu merupakan keharusan untuk mempertahankan diri melawan rencana invasi Amerika Serikat yang saat ini menempatkan 28.500 tentara di Korea Selatan.

Pada Rabu, kantor berita Korea Utara menulis bahwa rudal kendali antar benua yang diujicobakan pada hari yang sama merupakan “terobosan” teknologi besar, karena mempunyai hulu ledak yang mampu menahan tekanan saat berada dalam fase kembali ke atmosfer.

Kim memimpin langsung uji coba tersebut. Pyongyang mengklaim bahwa mereka “sudah mencapai prestasi bersejarah dengan menjadi negara berkekuatan nuklir.” Sementara itu Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, meminta Korea Utara untuk berhenti menggelar tes persenjataan. Namun dia juga mendesak Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk membatalkan rencana latihan militer bersama pada Desember mendatang karena bisa “memperkeruh situasi yang sudah buruk.” Korea Utara sendiri mengatakan bahwa rudal mereka sempat mencapai ketinggian 4.475 km, atau 10 kali lipat lebih tinggi dibanding Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan terbang sejauh 950 km selama 53 menit.

Rudal terbaru tersebut terbang lebih tinggi dan lebih lama dibanding rudal-rudal yang pernah diuji coba oleh Korea Utara.

Sejumlah foto yang disiarkan oleh kantor berita Korea Utara menunjukkan Kim tengah tertawa puas bersama para pejabat di samping rudal yang akan ditembakkan.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa uji coba terbaru ini menunjukkan perkembangan kekuatan sistem bahan bakar padat Korea Utara.[akt]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA