Orang Miskin Bertambah, Mensos Salahkan Bencana

Orang Miskin Bertambah, Mensos Salahkan Bencana

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bencana alam yang melanda sejumlah daerah berdampak mun­culnya masyarakat miskin.

Ia menyebut kondisi itu den­gan istilah "Jamila" atau "Jadi Miskin Lagi". Khofifah mengatakan, sekitar 80 persen dari warga yang terkena bencana alam ini kembali berstatus jadi miskin, alias jamila. Padahal, sebelumnya status mereka sudah sejahtera.

"Berdasarkan pemetaan wilayah yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama Desember 2017, ada 323 kota dan kabu­paten di Indonesia, yang berisiko tinggi terhadap bencana alam, mulai dari banjir, gunung me­letus dan tanah longsor," kata Mensos di Malang.

Mensos mengatakan, penanganan pada tahap tanggap darurat harus jadi prioritas, termasuk bantuan pangan dari pemerin­tah. Pemerintah Daerah harus mau mengeluarkan SK Tanggap Darurat agar bisa mengeluarkan cadangan pangan di gudang Bulog.

Untuk tingkat kota dan kabu­paten, katanya, cadangan pangan bagi masyarakat yang bisa dike­luarkan di bawah 100 ton, untuk tingkat provinsi hingga 200 ton, dan di atas 200 ton harus melalui SK Menteri Sosial (Mensos).

"Saya kira Standard Operating Procedure (SOP)-nya sudah sangat jelas, sehingga kepala daerah tidak perlu ragu. Jika be­ras cadangan yang dikeluarkan untuk penanganan bencana alam itu tidak mencukup, bisa menga­jukan ke Kemsos," ujarnya.

Sebelumnya, Mensos menge­mukakan jika angka pengungsian hingga September 2017 menca­pai 3,2 juta jiwa. Angka tersebut naik signifikan jika dibanding­kan dengan tahun 2016 yang hanya 2,7 juta jiwa dan 2015 mencapai 1,2 juta.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 UMM Prof Syamsul Arifin mengatakan, keberadaan Muhammadiyah Disaster Menagament Center (MDMC), dan para relawannya sangat dibutuhkan karena Indonesia adalah negara rawan bencana.

"Harapan kami, MDMC mam­pu mengatasi dan menangani se­tiap terjadi bencana alam, sekali­gus melakukan kegiatan penting lainnya, seperti meningkatkan kepekaan dan kepedulian terh­adap bencana, apalagi MDMC menjadi frontliner hari relawan yang diinisiasi tahun 2016 di Yogyakarta," ucapnya.

Jambore Nasional ke-2 Relawan Muhammadiyah yang dinisiasi MDMC berlangsung selama empat hari (30 November hingga 3 Desember), di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA