Hilangkan Jejak, Arya Wedakarna Edit Tulisan di Facebook Soal Ustadz Abdul Somad

Hilangkan Jejak, Arya Wedakarna Edit Tulisan di Facebook Soal Ustadz Abdul Somad

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Arya Wedakarna dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) DPD RI karena diduga menjadi dalang penolakan terhadap Ustadz Abdul Somad. BK DPD RI pun diminta memberhentikan Arya dengan tidak hormat.

Arya mengaku tidak takut dengan laporan tersebut. Ia mengaku yakin tidak bersalah dan tidak ada bukti dirinya menjadi dalang penolakan Ustadz Abdul Somad. Alasannya, dirinya tidak berada di lokasi saat massa hendak mengusir Ustadz Abdul Somad.

Ia juga mengaku tidak ada pernyataan bahwa dirinya menyuruh atau memprovokasi untuk menolak Ustadz Abdul Somad.

Bukankah tempo hari Arya menyatakan menolak Ustadz Abdul Somad karena anti Pancasila? Rupanya, tulisan di Facebook pada 1 Desember itu sudah diedit.

Kini, tulisan di Facebook itu telah diedit menjadi sebagai berikut:

”Semeton Bali, kami menerima aspirasi dari masyarakat @rendraprism dan @sutyaalit terkait dgn hal ini. Dan sudah viral dimedsos sejak beberapahari lalu. Semoga aparat keamanan, pecalang jagabaya desa adat sayaga dan FKUB dapat menindaklanjuti hal ini mangde Bali Damai. Siapapun boleh datang ke Bali asal tetap komitmen dengan Pancasila. Ngiring kawal NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Mari jaga toleransi di Bali. Untuk aparat Polri dan TNI untuk membantu mengkomunikasikan hal ini. Kami meyakini bahwa umat Hindu di Bali tidak akan menolak kegiatan apapun karena Bali adalah bagian NKRI, dan semoga hal ini bisa diselesaikan dgn baik musyawarah mufakat. Kami yakin masalah bisa diselesaikan dgn adil. Semoga segera diklarifikasi oleh panitia dan pihak berwenang. Untuk umat yang berkeberatan, mohon tenang sambil menunggu klarifikasi.”

Namun, tulisan asli telah diabadikan sejumlah media.

Bahkan, Jawa Pos hari ini masih mengutip status lama Arya Wedakarna.

Dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustad Abdul Somad adalah anti-Pancasila.

“Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12). Demikian Jawa Pos. [tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita