Hidup Susah, Rakyat Terpaksa Memilih Jalan "Tarzan"

Hidup Susah, Rakyat Terpaksa Memilih Jalan "Tarzan"

Gelora News
facebook twitter whatsapp


www.gelora.co - Zaman sudah modern. Pembangunan perumahan sudah ada di mana-mana. Tapi siapa sangka, ada sebuah keluarga di Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tinggal di hutan, mirip Tarzan.

Keluarga ini tinggal di rumah pohon berukuran 2x3 meter di hutan PT Samijaya. Rumah dihuni Budiyanto bersama istri dan kedua anaknya. Mereka memanfaatkan pohon bambu dan jati sebagai penyangga dan sudah bertahan enam bulan.

Budiyanto mengaku terpaksa tinggal di sana lantaran terkendala kebutuhan ekonomi. Dia dan istrinya, Marmi, hanya bekerja sebagai pemulung. Penghasilannya hanya Rp 30 ribu sehari. Kedua anaknya, Kharisma Ayu Soraya (10) dan Redi Gaby Hidayah (9), terpaksa putus sekolah lantaran tidak ada biaya. "Nggak punya biaya mas, buat makan sehari-hari aja kurang. Apalagi buat sekolah anak-anak," ungkap Budiyanto.

Untuk penerangan, mereka menggunakan lampu yang dialiri listrik dari aki sepeda motor milik Budiyanto. Jika habis, tenaga aki kemudian diisi ulang. Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci, keluarga memanfaatkan aliran sungai yang jaraknya 50 meter dari rumah mereka.

Rumah yang terletak sekitar 1 kilometer dari kantor Desa Plesungan ini sangat terpencil. Untuk ke sana harus melewati jalan terjal berbatu. "Karena di tengah hutan, saya sering menemui hewan liar seperti kalajengking dan kelabang. Kaki saya pernah dicokot kelabang. Sedangkan istri saya pernah dicokot kalajengking," katanya.

Budiyanto mengaku, keluargaya sebenarnya memiliki rumah di Desa Kragan, Gondangrejo. Namun karena suatu masalah dengan keluarga istrinya, dia memilih pergi dari rumah.

Mengenai pendidikan, kata Budiyanto, anak pertamanya pernah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SD. Sedangkan anak keduanya belum pernah bersekolah. "Kemarin dari Polres Karanganyar juga ke sini akan membantu menyekolahkan anak-anak dan membantu masalah tempat tinggal," ujarnya.

Sekretaris Desa Plesungan Yulianto menegaskan, pilihan tinggal di rumah pohon merupakan kehendak mereka sendiri. "Kami sudah berkomunikasi. Anak-anak akan kita bantu sekolahnya, tapi dia tidak membolehkan. Saya minta kembali ke Kragan juga tidak mau. Ya sudah, sementara Pak Kades membuatkan rumah di sana daripada kehujanan," ujarnya.

Camat Gondangrejo, Junaidi siap merelokasi keluarga ini. Forum koordinasi pimpinan kecamatan Gondangrejo sedang mencarikan lahan. Rencana awal berada di Kalikebo, tak jauh dari tempat tersebut. "Saya pribadi juga belum mengetahui lahan yang akan ditempati seperti apa. Prinsipnya, lahan itu harus jelas asal-usulnya. Kalau semuanya lancar, kami berharap dapat merealisasikannya bulan ini," terangnya.

Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto sudah membujuk Budiyanto pindah dalam waktu dekat. "Kami akan terus memantau keluarga ini. Yang paling penting, anak-anak Pak Budiyanto harus sekolah. Agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik," tegas Henik.

Di Facebook, sejumah netizen miris. "Miris baca ini. zaman sekarang masih ada rumah pohon. Sedangkan masih satu kecamatan dengan rumah orang tuaku," tulis Facebooker Lizna QiuQiu. Rini Tustiningsih terkejut. "Ternyata neng Karanganyar jik enek ngene iki lur," sebutnya disambut Kang Lie Wang menimpali. "Siapa gubernurnya?"

Sementara Sakim mengomentari dengan nada sarkas. "Itu lebih baik daripada hidup di kota jadi korban PHP pemerintah," tulis dia, disambut Much Mocha. "Orang yang sudah tidak percaya kepada penguasa, mantaap," tulisnya. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA