Hidayat Nur Wahid: Jalan Berliku Menuju NKRI

Hidayat Nur Wahid: Jalan Berliku Menuju NKRI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Bangsa Indonesia sepakat memilih bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak merdeka.

Bentuk NKRI itu tertuang sejak tanggal 18 Agustus 1945 dalam UUD Tahun 1945 dalam Bab I, Pasal I, dan Ayat 1. Bentuk NKRI dipertegas oleh MPR periode 1999-2004 di mana bentuk ini tak boleh diubah dengan cara dan bentuk apapun. 

"Tak boleh diubah menjadi negara komunis, khilafah, atau bentuk separatis lainnya," ujar Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW) saat memberi sosialisasi Empat Pilar MPR di Cilandak Barat, Jakarta Selatan, kemarin.

Untuk menjadi NKRI, kata HNW, penuh jalan berliku. Ketika Indonesia merdeka, Belanda tak rela sehingga berupaya untuk menjajah kembali. 

"Mereka melakukan agresi militer," ujarnya. 

Agresi militer tersebut mampu memaksa Indonesia menandatangani Perjanjian Linggarjati pada tahun 1946. 

"Perjanjian membuat bentuk Indonesia dari NKRI menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS)," paparnya. "Jadi NKRI hanya berumur satu tahun tiga bulan," ujarnya. 

Wilayah RIS pun hanya meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Tak puas dengan wilayah itu, Belanda menyerang kembali hingga ditandatangani Perjanjian Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949. Dari perjanjian itu, menyatakan RIS menjadi salah satu dari 16 negara bagian lain seperti RIS Sumatera Timur, Dayak Besar, Madura, dan Indonesia Timur. 

"Indonesia pun harus menjadi anggota Persemakmuran Belanda dengan pemimpin tertinggi Ratu Belanda dan dipaksa membayar hutang rampasan perang," ulasnya.

Dari kondisi yang demikian muncullah tokoh Mohammad Natsir. Ia adalah Ketua Fraksi Masyumi di Parlemen. Pada masa itu, 3 April 1950, Natsir menyampaikan pidato di parlemen. 

"Dalam pidato, Natsir mengatakan kita telah menyimpang dari tujuan Indonesia merdeka. Penyimpangan itu adalah dalam bentuk negara. Cita-cita Indonesia merdeka adalah NKRI tapi pada saat itu kok bentuknya RIS. Untuk itulah ia menyatakan Mosi Integral, mosi yang menyatakan Indonesia kembali ke bentuk NKRI," terang HNW lebih lanjut. 

Mosi itu, menurut HNW, diterima oleh semua pihak, Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri juga mendukung. 

"Berkat mosi dari Natsir itu, Indonesia kembali ke NKRI hingga saat ini," ujarnya. 

"Mosi itu juga bentuk penolakan hasil Konferensi Meja Bundar," imbuh HNW.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita