Dukung Jokowi 2 Periode, ICMI Gagal Paham

Dukung Jokowi 2 Periode, ICMI Gagal Paham

Gelora News
facebook twitter whatsapp



POST METRO - Pernyataan Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie yang mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat lagi selama dua periode, dikecam.

Mantan pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Said Didu mengatakan, setidaknya ada tiga hal yang dilanggar oleh Jimly.

"Pertama, mengambil sikap tanpa melalui mekanisme organisasi. Kedua, membawa ICMI ke dalam politik praktis, dan ketiga, mengabaikan aspirasi umat," ucap Said Didu, Ketua ICMI periode 2003-2005 di Jakarta,Sabtu (9/12/2017).

Sementara Dewan Pakar ICMI Pusat, Anton Tabah Digdoyo menegaskan, ICMI gagal paham jika mendukung Jokowi untuk memimpin Indonesia kembali. Karena ICMI tidak peka dalam memahami situasi dan kondisi bangsa yang carut-marut selama dipimpin Jokowi dalam waktu tiga tahun belakangan ini.

"Alhamdulillah saya telah hubungi beberapa pengurus ICMI, mereka katakan berita tersebut hoax," ujar Anton Tabah Digdoyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Harian Terbit, Sabtu (9/12/2017).

Anton menegaskan, jika dukungan terhadap Jokowi atas nama ICMI, hal tersebut menyalahi aturan. Apalagi dukungan tersebut belum dibahas di Silaturahmi Nasional (Silaknas) ICMI.

Dukungan terhadap Jokowi adalah fatal dan tidak etis sehingga akan banyak pengurus ICMI yang akan mengundurkan diri. "Saya harap ICMI cerdas cendekia sesuai dengan namanya tidak mau dipecah-belah dan diadudomba," jelasnya.

Mencederai

Sekretaris Jenderal ICMI, Dr. Ismail Rumadhan, SH. MH juga menegaskan, duukungan Ketua ICMI terhadap Jokowi tidak realistis. Karena faktanya selama tiga tahun rezim kepemimpinan Jokowi tidak memberikan manfaat kesejahteraan yang signifikan kepada masyarakat Indonesia. Apalagi kebijakan Jokowi yang sangat pro asing. Kebijakan pro asing ini terkait penguasaan sumber daya alam yang porsi terbesarnya diberikan kepada asing.

Beberapa kebijakan lain terkait dengan kebutuhan mendasar masyarakat seperti tarif dasar listrik; BBM, dan harga gas yang terus melambung. Selain itu kebijakan perpajakan yang terus mencekik dan menghisap darah rakyat. Hal yang sangat mengejutkan adalah dimasa kepemimpinan Jokowi hutang negara semakin membesar sehingga membebani APBN hingga 60 persen.

Oleh karena itu ICMI sebagai organisasi yang merepresentasikan kelompok cendikiawan harusnya berfikir secara rasional dan logis dan mengambil posisi yang tegas dengan pemerintahan untuk menyuarakan kepentingan rakyat.

“Kami beranggapan bahwa statemen Ketua Umum tersebut menciderai independensi ICMI sendiri," ujar Ismail Rumadhan yang Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional (Unas).

Sebelumnya diberitakan ICMI menyatakan mendukung Joko Widodo untuk menjabat presiden RI selama dua periode.

"Dengan tetap senantiasa berpikir kritis, tidak perlu dan tidak boleh ragu lagi untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo selama sepuluh tahun. Bukan untuk kepentingan orang per orang, melainkan semata-mata untuk kemajuan bangsa dalam jangka panjang," ujar Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (8/12/2017). [htc]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA