Aku Rela atas Tuntutan-Ku, dan Aku Ringankan Hamba-Hamba-Ku

Aku Rela atas Tuntutan-Ku, dan Aku Ringankan Hamba-Hamba-Ku

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Isra Mikraj merupakan mukjizat terbesar dan teragung dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Salah satu peristiw penting dan menarik yang dialami Rasulullah SAW dari perjalananannya ke langit adalah pertemuannya dengan Nabi Musa AS. Di antara seluruh nabi dan rasul yang dijumpainya, hanya Musa AS yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW lebih dari sekali, penyebabnya adalah masalah jumlah pelaksanaan shalat yang diwajibkan kepada umat Rasulullah SAW

Selain dengan Nabi Musa AS, beliau juga berjumpa dengan sejumlah nabi lain, seperti Ibrahim (bapak para nabi), Yusuf, dan Harun. Bahkan menurut riwayat yang kuat, Nabi Muhammad SAW mengimami salat mereka. Tentu saja ini merupakan kehormatan besar yang dilimpahkan Allah SWT kepada penutup para nabi dan rasul, penghulu seluruh makhluk.

Dikutip dari Ensiklopedia Alquran bahwa pertemuan dengan Nabi Musa AS ini disebutkan Muslim dan Bukhari dalam shahihnya masing-masing. Penulis sejarah Arab seperti Ibnu Ishaq, Ibnu Atsir, dan Baihaqi mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sampai di langit keenam. Sebelum memasuki setiap langit dalam kerajaan Allah SWT, Jibril selalu meminta izin.

Setelah Jibril memintakan izin bagi Nabi Muhammad SAW, sebelum memasuki langit ketujuh, terdengarlah suara, “Siapa Anda?” Jibril menjawab, “Jibril.” Kemudian suara itu bertanya kembali, “Siapa yang bersama Anda.” Jibril menjawab, “Nabi dan Rasul, Muhammad.” Lanjut suara itu, “Apakah ia diutus ke sini?” “Benar,” jawab Jibril.

Suara itu menyambut Nabi Muhammad SAW dan berkata, “Selamat datang. Tamu terbaik telah tiba.” Nabi Muhammad SAW meneruskan kisahnya, sebagaiman disebutkan Bukhari :

“Tatkala memasukinya, aku berjumpa dengan Musa. Jibril berkata, ‘Ini Musa. Ucapkanlah salam kepadanya.’ Aku segera mengucapkan salam, dan ia menjawabnya. Kemudian Musa berkata, ‘Selamat datang saudara dan Nabi yang saleh.’ Ketika aku melewatinya, Musa menangis. Aku bertanya, ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Musa menjawab, ‘Aku menangis karena umatku yang masuk surga lebih sedikit daripada umat nabi yang diutus sesudahkyu.’”

Setelah itu, di langit ketujuh, Rasulullah SAW berjumpa dengan bapak para nabi, Ibrahim AS. Kemudian, beliau bersama Jibril naik ke Sidratulmuntaha. Saat itulah, salah 50 kali sehari diwajibkan. Setelah turun bersama Jibril, keduanya kembali berjumpa dengan Nabi Musa AS.

Nabi Musa bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Apa yang diperintahkan kepada Anda?” Rasulullah SAW menjawab, “Lima puluh waktu shalat sehari.” Musa menghela nafasnya, “Ah, umatmu tidak mampu melakukan shalat lima puluh kali sehari. Demi Allah, aku sudah kenyang pengalaman menghadapi manusia. Aku menghadapi Bani Israil dengan susah payah. Begini saja, kembalilah kepada Tuhanmu, lalu mintalah keringanan untuk umatmu.”

Kemudian Rasulullah SAW kembali ke Sidratulmuntaha. Ternyata Allah SWT berkenan mengurangi sepuluh waktu shalat. Kemudian beliau kembali kepada Nabi Musa AS. Dia masih mengatakan hal yang sama, bahwa shalat 40 kali dalam sehari masih terlalu berat bagi umat Islam.

Rasulullah SAW kembali lagi ke Sidratulmuntaha, kali ini beliau mendapatkan keringanan sebanyak sepuluh waktu shalat. Sehingga, bilangan shalat yang diwajibkan kepada umat Islam tinggal 30 kali shalat dalam sehari.

Namun ketika kembali berjumpa dengan Nabi Musa AS, Rasulullah SAW diberitahu bahwa jumlah tersebut masih terbilang banyak. Demikian seterusnya, sampai shalat yang diwajibkan kepada umat Islam tersisa hanya lima waktu dalam sehari.

Meski demikian, Nabi Musa tetap menganggapnya terlalu banyak. Kembali Nabi Musa menganjurkan Rasulullah SAW menghadap Allah SWT guna memohon keringanan sekali lagi. Tetapi, Nabi Muhammad SAW menjawab, “Sudah terlalu banyak aku memohon kepada-Nya, sampai aku merasa malu. Kali ini, aku menerima dan rela.”

Setelah melewati Nabi Musa, Raulullah SAW mendengar suara menggema, “Aku rela atas tuntutan-Ku, dan Aku ringankan untuk hamba-hamba-Ku.” Rasulullah SAW kontan menyadari bahwa Allah SWT selalu mengetahui segala yang di langit dan di bumi, termasuk antara dirinya dan Nabi Musa. Akhirnya shalat yang diwajibkan kepada umat Islam adalah  sebanyak lima waktu dalam setiap harinya.[rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita