Sebut Muslim Bukan Sepenuhnya Manusia, Politikus Swedia Mundur

Sebut Muslim Bukan Sepenuhnya Manusia, Politikus Swedia Mundur

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Muslim Swedia (ilustrasi)

www.gelora.co - Seorang politikus Swedia terpaksa mengundurkan diri usai menyebut umat Islam bukan sepenuhnya manusia dalam sebuah acara debat di TV.

Dilansir dari Independent, anggota sayap kanan Demokrat Swedia Martin Strid memicu kontroversi karena menempatkan kelompok Islam dalam skala "0 sampai 100" saat berbicara di sebuah konferensi nasional partai.

"Di satu sisi anda adalah 100 persen manusia, seseorang, segala sesuatu yang merupakan bagian dari konsep itu. Di sisi lain, anda adalah 100 persen orang Mohammedan," kata dia.

Strid mencoba menjelaskan, pernyataannya ditujukan pada anggota ISIS yang mendekati 100 persen Mohammedan. Namun, ia menambahkan semua Muslim berada di tempat dalam skala itu.

Politikus lokal dari kota Borlnge itu menyebut mantan Muslim menjadi manusia seutuhnya. "Jika Anda seorang mantan Muslim, Anda telah datang cukup jauh menjadi manusia sepenuhnya, " jelasnya.

Rekan-rekan partai Strid, diwakili Sekertaris Richard Jomshof mengecam pernyataan itu dan menyebut komentar itu adalah rasialisme. Jomshof menegaskan setiap orang memiliki nilai kemanusiaan mendasar.

"Jika Anda berpikir seseorang memiliki nilai lebih buruk berdasarkan warna kulit tertentu atau komunitas mereka, adalah bagian dari rasialisme. Kami tidak menerima itu," ujar Jomshof.

Anggota dewan Demokrat Swedia dan anggota parlemen Aron Emilsson secara resmi menjauhkan partai dari pandangan Strid. Emilsson beranggapan mengkategorikan orang dan nilai kemanusiaan berdasarkan keyakinan agama bukan ideologi partainya. Ia menegaskan pantainya selalu menekankan pandangan dasar tentang martabat manusia.

Strid meminta maaf atas pernyataannya usai mendapat banyak kritik. "Sangat disayangkan, saya menyatakan diri saya sangat canggung," kata dia.

Strid berhenti dari partai beberapa jam kemudian. Namun pemimpin partai Jimmie kesson menolak kontroversi itu. Ia menyatakan tak pernah mendengar pidato Strid.

Swedia dijadwalkan menggelar pemilihan umum pada September tahun depan. Berdasarkan hasil survei, Demokrat Swedia menjadi partai paling populer di negara ini. Survei YouGov pada Maret menemukan hampir seperempat atau 23,9 persen orang mengatakan berencana memilih partai itu saat pemilihan. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita